HAK BINATANG

Tiga Persen Warga Swiss Makan Anjing dan Kucing

CNN Indonesia
Kamis, 27 Nov 2014 13:45 WIB
Kelompok pembela hak-hak binatang SOS CHATS mengajukan petisi pada pemerintah Swiss untuk melarang konsumsi daging binatang peliharaan anjing dan kucing.
Di beberapa daerah di Swiss, kucing masih dijadikan santapan makan malam saat Natal. (Ilustrasi/Getty Images/Eric IsselTe)
Zurich, CNN Indonesia -- Sekitar tiga persen warga Swiss, yang berarti 240 ribu orang dari total populasi, masih mengkonsumsi daging kucing dan anjing. Data ini dikeluarkan oleh kelompok pembela hak asasi binatang, SOS CHATS.

Tomi Tomek, presiden SOS CHATS Noiraigue, yang tahun lalu sukses mengkampanyekan larangan penjualan bulu kucing, mengungkapkan bahwa praktek memakan dua hewan peliharaan itu masih dilakukan terutama di daerah Appenzell, Lucerne, Jura dan Berne.

Dengan latar belakang itu, SOS CHATS mengajukan petisi kepada pemerintah Swiss untuk melarang praktik tradisional untuk memakan kucing sebagai santapan makan malam dan mengolah daging anjing menjadi sosis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para aktivis menyerahkan petisi dengan 17.900 tanda tangan yang menyerukan pelarangan konsumsi hewan peliharaan keluarga.

"Anda tidak bisa melaporkannya ke polisi karena tidak ada hukum yang melarang itu," kata Tomek.

Daging anjing secara tradisional digunakan untuk membuat sosis dan lemaknya digunakan sebagai obat rematik, sementara kucing kerap disajikan untuk makan malam Natal.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER