DERITA GAZA

Gaza Kebanjiran, PBB Tetapkan Status Darurat

CNN Indonesia
Jumat, 28 Nov 2014 13:52 WIB
Hujan dua hari di Gaza menyebabkan banjir, membuat sekitar 100 ribu orang yang kehilangan tempat tinggal akibat agresi Israel kian menderita.
Hujan dua hari di Gaza menyebabkan banjir, membuat sekitar 100 ribu orang yang kehilangan tempat tinggal akibat agresi Israel kian menderita. (Reuters/Mohammed Salem)
Gaza City, CNN Indonesia --

Hujan deras selama dua hari terakhir membuat wilayah Gaza di Palestina kebanjiran. Bencana ini membuat ribuan orang di Gaza semakin menderita, memaksa PBB menetapkan status "darurat" di wilayah yang diblokade Israel itu

Diberitakan al-Arabiya, Jumat (28/11), yang paling menderita dalam bencana ini adalah sekitar 100 ribu orang yang masih belum memiliki tempat tinggal, karena rumah mereka hancur dalam penyerangan Israel selama 50 hari pada Juli-Agustus lalu.

Sementara di beberapa tempat, warga terpaksa mengungsi karena banjir semakin meninggi merendam permukiman mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ratusan orang di wilayah yang kebanjiran di sekitar laguna Sheikh Radwan meninggalkan rumah mereka," ujar pernyataan badan pengungsi PBB untuk Palestina.

Badan PBB untuk Pemulihan dan Pembangunan, UNRWA, mengatakan yang paling dibutuhkan saat ini adalah bahan bakar, air bersih, sanitasi, dan fasilitas kesehatan.

"UNRWA sangat prihatin dengan badai besar yang terjadi di awal musim ini dan bersiap untuk kehancuran dan kerusakan yang tidak diduga," kata Robert Turner, direktur operasi UNRWA di Gaza.

Banjir membuat rakyat Gaza yang diblokade Israel kian menderita. (Reuters/Suhaib Salem)

Bencana banjir juga terjadi pada bulan Desember tahun lalu di wilayah pesisir Gaza setelah diterpa hujan lebat. Seperti tahun sebelumnya, bencana menambah kesulitan hidup warga Gaza di tengah blokade Israel.

"Bencana ini menambah penderitaan bagi warga pengungsi dan non-pengungsi yang sebelumnya sudah mengalami situasi kemanusiaan yang buruk setelah konflik dan diterpa krisis bahan bakar dan energi," ujar pernyataan UNRWA.

Akibat blokade, bahan bangunan tidak bisa bebas masuk ke Gaza, membuat upaya pemulihan dan rekonstruksi terhambat.

Menurut seorang diplomat, mekanisme pengiriman bahan bangunan ke Gaza "jauh lebih lama dari yang diharapkan."

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER