PERNIKAHAN ANAK

Anak Perempuan Sydney Dipaksa Menikah di Timur Tengah

CNN Indonesia
Selasa, 02 Des 2014 19:02 WIB
Seorang anak perempuan berusia sembilan tahun yang tinggal di Sydney, Australia, diduga menjadi korban pernikahan anak di Timur Tengah.
Laporan dari Plan International sejak 2003 menyatakan setidaknya 39 ribu anak perempuan di bawah umur 18 tahun dipaksa untuk menikah per harinya di seluruh dunia. (Ilustrasi/Reuters/Murad Sezer)
Sydney, CNN Indonesia -- Dinas Kesehatan Imigran Perempuan melaporkan seorang anak perempuan berusia sembilan tahun yang tinggal di Sydney, Australia, diduga menjadi korban pernikahan anak di Timur Tengah.

Saat ini, pemerintah Australia tengah melakukan pemeriksaan terkait laporan tersebut.

Dugaan tersebut muncul ketika sang anak menyatakan kepada Dinas Kesehatan Imigran Perempuan bahwa dia akan meninggalkan Australia, menuju ke Timur Tengah pada Senin (1/12) dan tak akan kembali lagi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dikutip dari Russia Today, kepala eksekutif organisasi Dr. Eman Sharobeem mengatakan bahwa salah satu pekerja dinas kesehatan telah mencoba berbicara dengan anak perempuan itu tentang pendidikan dan bagaimana hal tersebut penting bagi hidupnya.

"Tidak, orang tua saya mengatakan lebih baik tinggal di negara saua. Di sana, saya akan merasa bahagia. Saya tidak akan kembali ke sekolah. Saya benci sekolah," ujar sang anak yang kewarganegaraannya dirahasiakan ini kepada petugas dinas kesehatan.

Ibu anak perempuan ini tidak begitu fasih berbahasa Inggris. Ia tidak secara khusus berkata bahwa anaknya akan dipaksa untuk menikah.

Namun, Sharobeem mengatakan kepada The Sydney Morning Herarld bahwa ibu anak perempuan tersebut khawatir akan keselamatan anaknya, jika tetap tinggal di Australia.

"Saya khawatir dengan keselamatannya. Jika kecurigaan datang dan kami tidak menghiraukannya, maka itu salah kami," ujar Sharobeem.

Sharobeem menambahkan pihak dinas tidak dapat berbicara dengan ibu anak perempuan tersebut mengenai dugaan pemaksaan pernikahan kepada anaknya di Timur Tengah.

"Dalam kasus seperti ini, banyak anak perempuan hilang dan kami tidak tahu apa-apa tentang mereka dan kemudian kami terkejut ketika mereka kembali dan sudah menikah atau mengandung," ujar Sharobeem.

Menteri Peradilan Australia, Michael Keenan, mengatakan pemerintah sedang memeriksa laporan tentang pernikahan anak tersebut.

"Pemaksaan pernikahan merupakan kejahatan mengerikan dan tak terlihat. Kami berharap siapapun yang mengetahui tentang tindakan ini dapat melapor polisi untuk ditindaklanjuti," ujar Keenan.

Laporan dari Plan International sejak 2003 menyatakan setidaknya 39 ribu anak perempuan di bawah umur 18 tahun dipaksa untuk menikah per harinya di seluruh dunia.

"Jika tidak ada upaya yang mampu mengentaskan permasalahan ini, lebih dari 140 juta anak perempuan akan menikah ketika masih anak-anak hingga 2020 mendatang," bunyi laporan tersebut.

Baca juga: PBB Desak Negara Anggota Melarang Pernikahan di Bawah Umur
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER