Lima, CNN Indonesia -- Filipina, Kamboja dan India adalah negara yang paling terpukul akibat cuaca ekstrim pada 2013, menurut sebuah penelitian yang dirilis Selasa (2/12) pada pembicaraan PBB di Lima dalam kesepakatan global untuk meghadapi perubahan iklim.
Laporan oleh Germanwatch, sebuah lembaga
think-tank yang sebagian didanai oleh pemerintah Jerman, mengatakan Filipina adalah yang paling menderita, 6300 orang tewas ketika topan Haiyan melanda tahun lalu dan menyebabkan kerusakan US$13 miliar.
Badai baru saat ini sedang mengancam Filipina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara keseluruhan, studi ini menemukan bahwa lebih dari 530 ribu orang tewas di seluruh dunia dari 15 ribu kejadian cuaca ekstrem dalam dua dekade terakhir, termasuk banjir, tanah longsor dan kekeringan, dengan kerugian ekonomi mencapai US$2,17 triliun.
Cuaca ekstrem "tidak hanya menjadi masalah bagi masa depan yang jauh," kata Sonke Kreft, salah satu penulis laporan, pada konferensi pers.
Kamboja dilanda angin monsoon dan India babak belur oleh Topan Phailin yang merusak panen senilai US$4 miliar.
Laporan Germanwatch didasarkan pada korban tewas akibat cuaca ekstrim, kematian per 100 ribu penduduk, kerugian ekonomi mutlak dan kerugian sebagai persentase dari produk domestik bruto.
Panel ilmuwan iklim PBB mengatakan bahwa dampak pemanasan global dapat ditemukan di setiap benua, dengan peningkatan suhu yang menyebabkan gelombang panas, hujan dan naiknya permukaan air laut.
Para ilmuwan mengatakan frekuensi cuaca ekstrem meningkat tetapi sulit untuk menghubungkan perubahan iklim terhadap kejadian cuaca individu.
Tahun ini tercatat sebagai salah satu tahun dengan cuaca terpanas.
"Para korban akan terus menjadi korban," Heherson Alvarez, seorang delegasi dari Filipina mengatakan pada konferensi pers, mengacu pada fakta bahwa yang terkena dampak paling parah adalah negara-negara berkembang.
Delegasi dari hampir 200 negara bertemu di Lima, Peru pada 1-12 Desember untuk membentuk kesepakatan yang disepakati di Paris pada akhir tahun 2015 guna memerangi perubahan iklim.
Baca juga:
Pemanasan Global Bikin Anomali Musim Dingin