DEMONSTRASI HONG KONG

Tak Digubris, Demonstran Hong Kong Mogok Makan

CNN Indonesia
Rabu, 03 Des 2014 10:21 WIB
Demonstran muda Hong Kong, Scholarism, meluncurkan aksi mogok makan, karena mengaku putus asa dengan sikap keras hati pemerintah Hong Kong. 
Demonstran muda Hong Kong, Scholarism, meluncurkan aksi mogok makan, karena mengaku putus asa dengan sikap keras hati pemerintah Hong Kong. (Reuters/Carlos Barria)
Hong Kong, CNN Indonesia -- Setelah lebih dari dua bulan menduduki jalan-jalan utama di pusat kota Hong Kong tanpa mendapat respon yang signifikan dari pemerintah, para demonstran meluncurkan aksi mogok makan. Aksi ini diinisiasi oleh pemimpin demonstran muda, Joshua Wong, yang kemudian diikuti oleh para demonstran muda lainnya, yang menamai diri Scholarism.

"Saya tahu ini berbahaya bagi tubuh, namun ini satu-satunya cara untuk memberikan tekanan kepada pemerintah agar mau berdiskusi dengan kami," kata Wong, seperti ditulis CNN, Selasa (2/12).

Joshua Wong, 18 tahun, bersumpah dia dan sejumlah demonstran Scholarism hanya meminum air putih saja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wong menegaskan hanya akan berhenti mogok makan jika pemerintah Hong Kong bersedia duduk bersama dengan kelompok demonstran Scholarism untuk mendiskusikan reformasi politik.

Baca juga: Tokoh Pemuda di Balik Protes Hong Kong

Menanggapi hal ini, Pemimpin Eksekutif Hong Kong Leung Chun-ying meminta agar kelompok Scholarism yang sebagian besar terdiri dari mahasiswa ini segera menghentikan aksi mogok makan ini.

"Jagalah kesehatan kalian, terutama dalam cuaca dingin seperti ini," kata Leung kepada para demonstran.

Suhu di Hong Kong saat ini ada 15 derajat Celcius, setelah sebelumnya cuaca selalu panas dan lembab.

Sementara, sebuah pernyataan yang dirilis Scholarism secara online menyatakan aksi mogok makan ini menggambarkan rasa putus asa mereka terhadap sikap pemerintah.

"Hati kami lelah karena kami menghadapi pemerintah yang keras hati seperti tembok. Tapi kami tidak peduli orang menertawakan mimpi kami. Kami hanya takut mendengar impian demokrasi kami rusak di masa depan,"" tulis pernyataan tersebut.

Aksi mogok makan ini bukan kali pertama diluncurkan kelompok demonstran Scholarism. Pada 2012 lalu, sejumlah demonstran dari Scholarism menggelar aksi mogok makan di luar kantor pusat pemerintah Hong Kong untuk menentang rencana kurikulum SMA yang dinilai pro - komunis.

Protes yang mendapat dukungan ribuan orang tersebut berhasil membuat pemerintah Hong Kong menarik rencana tersebut.

Sebelumnya, perbedaan pendapat terjadi antara Scholarism dengan kubu demonstran lainnya yang menamai diri Occupy Central. Para pemimpin Occupy Central para aktivis Scholarism untuk menghentikan aksi protes dan melanjutkan perjuangan demokrasi tanpa harus turun ke jalan.

Baca juga: Demonstran Hong Kong Mulai Terbelah

Menanggapi himbunan tersebut, Wong menyarankan ketika para pemimpin Occupy Central tersebut menyerahkan diri ke polisi, mereka sekaligus meminta pemerintah agar mau berdiskusi dengan Scholarism.

Senin (1/12) lalu, sebelum subuh, polisi Hong Kong menangkap 40 demonstran yang tak mau mundur dari distrik Admiralty. Polisi juga menangkap 12 orang di Mong Kok.

Kantor Pemerintah Pusat yang dicoba ditutup oleh para demonstran sejak Senin telah kembali beroperasi.

Pengamat menilai gerakan pro-demokrasi Hong Kong mulai terbelah dan semakin melemah. Dalam sebuah jajak pendapat pada bulan November, hanya 13 % dari penduduk Hong Kong yang menyetujui demonstrasi harus terus berjalan.

Baca juga: Pejabat Inggris Dilarang Memasuki Hong Kong
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER