VIRUS EBOLA

Korea Utara: AS yang Menyebarkan Ebola

CNN Indonesia
Rabu, 03 Des 2014 14:32 WIB
Menurut Korut, AS membuat dan menyebarkan Ebola di Afrika Barat untuk mengambil keuntungan dengan menjual vaksin anti virus.
Menurut Korut, AS membuat dan menyebarkan Ebola di Afrika Barat untuk mengambil keuntungan dengan menjual vaksin anti virus. (Reuters/KCNA)
Pyongyang, CNN Indonesia -- Virus Ebola telah menewaskan lebih dari 5.000 orang di Afrika Barat. Untuk kasus penyebaran virus mematikan ini, Korea Utara tahu siapa biang keladinya: Amerika Serikat.

Teori konspirasi terbaru untuk menjatuhkan citra AS ini dipublikasikan pemerintah Kim Jong Un di harian corong pemerintah, Pyongyang Times, pada Senin (1/12), dikutip The Telegraph.

Dalam tulisan itu, Korut mengatakan bahwa Washington yang telah menciptakan Ebola dan menyebarkannya di negara-negara berkembang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketakutan meningkat setelah muncul kecurigaan bahwa virus itu dibuat dan disebarkan oleh Amerika," tulis artikel Korut itu.

Pada artikel editorial berjudul "Virus Ebola Akan Digunakan Sebagai Senjata Kimia", harian itu mengatakan bahwa virus Ebola akan menguntungkan perusahaan farmasi besar melalui penjualan vaksin sembari menghancurkan negara yang secara ekonomi mengancam Amerika.

"Dalam jangka panjang, sepertinya AS ingin agar virus itu tersebar ke seluruh dunia sambil mempromosikan kebebasan dan memproduksi vaksin untuk mencari keuntungan," tulis artikel tersebut.

Tidak lupa, artikel itu juga menyebutkan beberapa sumber di AS yang membenarkan tuduhan ini.

Di antaranya adalah mantan menteri keuangan zaman Ronald Reagan, Dr Paul Roberts, yang mengatakan bahwa ini adalah satu lagi kebohongan AS setelah peristiwa terorisme 11 September 2001.

Ada juga kutipan dari Professor Francis Boyle dari University of Illinois, mengklaim bahwa virus itu secara genetis dibuat di laboratorium AS di Afrika Barat.

Korea Utara, seperti Kanada dan Australia, mencegah Ebola masuk negara mereka dengan melarang pengunjung dari negara-negara epidemi di Afrika Barat.

Namun, pemerintah Kim Jong Un bertindak lebih lanjut untuk mencegah penyakit ini. Setiap warga asing yang ingin masuk Korut harus melalui karantina selama 21 hari.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER