Selangor, CNN Indonesia -- Sultan Selangor mencabut gelar kehormatan "Datuk Seri" dari Anwar Ibrahim setelah pemimpin oposisi itu dianggap mempertanyakan kewibawaan pemerintah negara bagian.
Diberitakan Malaysian Insider, Kamis (4/12), dalam pernyataannya Istana Selangor mengatakan bahwa keputusan itu diambil karena Anwar telah merendahkan integritas Sultan Selangor Sharafudin Idris Shah.
"Keputusan diambil karena Anwar beberapa kali mempertanyakan integritas Sultan Selangor dan kerajaan dalam menyelesaikan krisis Menteri Besar di Selangor, serta karena mempertanyakan berbagai masalah terkait Islam," kata sekretaris pribadi Sultan Shah, Mohamad Munir Bani, dalam pernyataannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa bulan terakhir, kemelut perebutan kursi Menteri Besar Selangor di tubuh internal PKR menyeruak di media. Harian pemerintah mengatakan Anwar mencoba mencalonkan istrinya Wan Azizah Wan Ismail sebagai menteri besar.
Namun rencana Anwar ini ditentang oleh Sultan Selangor dan anggota partai koalisi Anwar lainnya, PAS, yang berlandaskan Islam. Anwar mempertanyakan keputusan Sultan tersebut. Akhirnya PKR mencalonkan Azmin Ali yang diangkat menjadi Menteri Besar Selangor pada September lalu.
Pencabutan gelar tersebut berlaku pada 3 November lalu.
Sultan mengambil keputusan setelah melakukan konsultasi dengan Dewan Kerajaan Selangor, sejalan dengan kekuasaan Sultan yang diatur dalam konstitusi negara bagian.
Sebelumnya gelar itu diberikan pada Anwar oleh pemimpin Selangor pada tahun 1992.
Munir juga mengatakan bahwa tindakan dan sikap Anwar menunjukkan bahwa penasihat PKR itu tidak lagi cocok menggunakan gelar tersebut.
Selain dari Selangor, Anwar juga mendapatkan gelar Datuk Seri dari negara bagian lainnya, termasuk dari Sabah, Negeri Sembilan dan Penang.
Dalam beberapa tahun terakhir, Sultan Selangor telah mencabut gelar dari beberapa orang dengan beragam alasan, mulai dari keterlibatan dalam aktivitas terlarang hingga perbuatan kriminal.
Tahun 2007, Sultan Selangor mencabut gelar kehormatan milik pengusaha asal Indonesia Kenneth Chow setelah ketahuan memberikan informasi palsu pada sebuah perusahaan.
Tahun 2002, Sultan Shah juga juga mencabut gelar Datuk dari Tan Hock Low asal Kuala Langat dan Robert Chan Wai Ing dari Kuala Lumpur menyusul laporan publik dan penyelidikan polisi soal perlakuan menyimpang keduanya.
Gelar Datuk Seri adalah gelar paling tinggi yang diberikan pemerintah negara bagian Malaysia bagi mereka yang dianggap berkontribusi terhadap kemajuan wilayah itu.