Jakarta, CNN Indonesia -- Sultan Selangor mencabut gelar "Datuk Seri" milik Anwar Ibrahim karena dinilai membangkang dan mempertanyakan keputusan Sultan. Keputusan pencabutan gelar kehormatan ini disinyalir bisa mempengaruhi popularitas Anwar.
Teuku Rezasyah, dosen hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran, mengatakan bahwa gelar Datuk Seri merupakan kehormatan yang luar biasa bagi seorang warga Malaysia.
Anwar mendapatkan gelar ini pada tahun 1992, sebelum berbagai kasus menerpanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gelar Datuk Seri adalah kehormatan yang luar biasa, menunjukkan seseorang mendapatkan level kebangsawanan dan diterima oleh keluarga kerajaan," kata Teuku kepada CNN Indonesia (4/12).
Teuku menjelaskan, mereka yang mendapatkan gelar "Datuk Seri" adalah seseorang yang integritas ke-Malaysia-annya luar biasa, walau bukan pribumi.
"Dia harus menjadi teladan di masyarakat, dan mampu mencapai prestasi sangat tinggi di usia relatif lima puluhan, serta mempunyai sumbangan besar terhadap kemajuan Melayu," jelas Teuku.
Hilang DukunganGelar Anwar dicabut karena dia dianggap "mempertanyakan integritas Sultan Selangor dan kerajaan dalam menyelesaikan krisis Menteri Besar di Selangor, serta karena mempertanyakan berbagai masalah terkait Islam."
Hal ini terkait kemelut perebutan kursi Menteri Besar Selangor di tubuh internal PKR beberapa bulan terakhir. Rencananya Anwar menyalonkan istrinya, Wan Azizah Wan Ismail sebagai menteri besar, ditentang partai PAS dan Sultan Selangor Sharafudin Idris Shah.
Menurut Teuku, keputusan ini akan merugikan Anwar yang terancam kehilangan pendukung. Koalisi oposisi pimpinan Anwar, Pakatan, kata Teuku, selama ini mengandalkan suara dari kalangan Melayu tradisional, yaitu ras Melayu yang masih mengambil inspirasi dari keluarga kerajaan.
"Jika gelarnya diambil, ini sama saja 'kematian perdata' bagi Anwar. Kalangan Melayu Tradisional di Perak, Kelantan dan Kedah akan berpaling. Opsi paling aman bagi mereka adalah mencari figur dari UMNO," ujar Teuku.
Apalagi, lanjut Teuku, koalisi Pakatan dan UMNO yang mulai bersaing
head-to-head sedang tidak kompak di sisi internal.
"Di bawah Anwar Ibrahim tidak ada figur yang paling mumpuni," ucap Teuku.
Jika sudah begini, Anwar mengandalkan dukungan dari kalangan generasi muda, etnis Melayu dan kelompok pergerakan karena pria 67 tahun ini sebelumnya dikenal sebagai aktivis.
"Dia juga dapat dukungan dari alumnus Malaysia di luar negeri, karena saat kuliah di Inggris dia aktif menggalang solidaritas Melayu," lanjut Teuku.
Namun dengan dicabutnya gelar Anwar, akan muncul ketakutan dari pemilik-pemilik "Datuk Seri" di Malaysia.
"Karena jika sekali gelar seorang dato dianulir, maka ada potensi dato-dato lainnya dianulir," tutup Teuku.