Beirut, CNN Indonesia -- Abu Ali al-shishani, anggota Al Qaidah cabang Suriah, bertekad untuk menyerang kaum perempuan dan anak-anak Libanon dan mengakhiri perundingan pembebasan puluhan anggota pasukan keamanan Libanon setelah penangkapan isterinya.
Ancaman ini dikeluarkan lewat video yang diunggah di situs-situs jihadis pada Jumat hanya beberapa jama sebelum kelompok ini menyatakan telah membunuh sandera tentara Libanon.
Awal minggu ini pihak aparat Lebanon mengatakan telah menangkap isteri ketua ISIS Abu Bakr al-Baghdadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dan isteri Shisani, pejuang dari Front Nusa yang merupakan sayap resmi al Qaidah di Suriah, juga telah ditangkap.
Kedua perempuan ini dipandang oleh sejumlah elemen di pihak keamanan Libanon sebagai bekal untuk tawar menawar dalam upaya pembebasan tentara negara itu yang disandera.
Duduk di depan bendera hitam ISIS dengan dua anggota militan di sampingnya, Shishani mengatakan bahwa kaum perempuan dan anak-anak Muslim Syiah Lebanon dan keluarga tentara kini menjadi sasaran serangan.
"Isteri saya, Ola Mithqal al Oqaily…ditangkap dua hari lalu di Tripoli, kota yang disebut sebagai kota Islam an Muslim," ujar Shishani.
"Jika isteri saya tidak dibebaskan dalam waktu dekat, jangan berani memimpikan pembebasan tentara tanpa perundingan.
"Seluruh isteri, anak anda dan juga kaum lelaki sekarang merupakan sasaran kami," ujarnya dengan mempergunakan kalimat "budak Khomeini (mendiang pemimpin Iran" ketika merujuk Muslim Syiah.
Banyak pemberontak Muslim Sunni Syiah dan kaum garis keras Muslim Sunni Libanon menuduh tentara Lebanon bekerja sama dengan gerakan Muslim Syiah negara itu: Hezbollah, yang mengirim pejuang untuk membantu Presiden Suriah Bashar al-Assad.