Washington, CNN Indonesia -- Wartawan harian Washington Post yang ditahan selama skitar lima bulan lebih telah dikenai dakwaan.
Harian ini mengutip satu sumber yang mengatakan bahwa dakwaan yang dikenakan kepada wartawan dalam persidangan pada Sabtu (6/12) belum diketahui.
Situs Washington Post menyebutkan bahwa Jason Rezaian, yang memegang dua kewarganegaraan, merupakan kepala Biro koran ini di Tehran sejak 2012.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami cemas dan marah dengan laporan bahwa Jason Rezian, koresponden Washington Post di Iran, telah dikenai dakwaan yang belum jelas," ujar Martin Baron, editor pelaksana koran ini, dalam pernyataan tertulis.
Rezain ditangkap pada 22 Juli, dan awal minggu ini pihak berwenang Iran mengatakan telah memperpanjang masa tahanan sementara penyelidikan berjalan.
Koran ini mengatakan keluarga Rezain telah menyediakan pengacara, namun dia tidak bisa bertemu dengan kliennya.
"Pemerintah Iran tidak pernah menjelaskan alasan penahanan Jason atau mengapa dia ditahan lebih dari empat bulan tanpa bisa dikunjungi pengacara. Jason adalah warga negara Amerika Serikat yang memiliki akreditas sebagai wartawan. Jika dia sudah didakwa, kami tahu bahwa proses peradilan yang adil akan mengungap bahwa tuduhan terhadapnya tidak berdasar," kata Baron.
Harian Washington Post mengutip sumbernya yang tidak mau disebutkan namanya bahwa wartawan ini disidang selama 10 jam pada Sabtu (5/12) sementara hakim mempelajari kasusnya dan dia ditemani seorang penterjemah karena tidak bisa berbahasa Farsi.
Sumber ini juga mengatakan Rezaian telah menandatangani dokumen yang menyatakan bahwa dia mengerti telah dikenai dakwaan.
Harian ini menyebut bahwa sidang pengadilan penentuan tanggal persidangan Rezaian kemungkinan baru bisa berjalan satu bulan mendatang dan pengacara mungkin akan bisa bertemu dengan kliennya.
Kasus Rezian, yang menurut keluarganya menderita sejumlah masalah kesehatan selama dipenjara di penjara Evin Tehran, telah diangkat oleh Departemen Luar Negeri AS dalam perundingan mengenai upaya mengatasi program nuklir Iran.