Tehran, CNN Indonesia --
Presiden Iran Hassan Rouhani akan menaikkan anggaran militer lebih dari sepertiga untuk tahun fiskal mendatang meski mengajukan anggaran yang "berhati-hati, ketat" kepada parlemen.
Anggaran yang diajukan pada Minggu (7/12) ini menggambarkan dampak harga minyak yang turun dan sanksi negara barat karena program nuklir Iran.
Rouhani mengajukan anggaran umum sebesarl US$312,13 miliar) untuk tahun fiskal yang dimulai 20 Maret 2015 yang juga meliputi pengeluaran di sektor publik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggaran pemerintah yang lebih kecil, yang merupakan bagian dari anggaran umum itu, ditetapkan sebesar US$8 miliar.
Rouhani mengatakan anggaran ini berdasarkan asumsi harga minyak sebesar US$70, bukan US$100 pada tahun ini.
Harga minyak turun 40 persen sejak Juni hingga di bawah US$70 pada Jumat (5/12).
"Anggaran ini disusun dengan pertimbangan hati-hati pada harga minyak," ujar Rouhani di depan perlemen yang ditayangkan langsung lewat televisi.
"Situasi saat ini menuntut pendekatan yang lebih sederhadan dan realistik dalam penyusunan anggaran."
Anggaran umum 2015 ini lebih tinggi enam persen dibanding tahun lalu meski angka inflasi berarti ada potongan pada jumlah riil dan akan ada pengetatan pengeluaran di sejumlah sektor.
Akan tetapi anggaran pertahanan naik 33,5 persen hingga menjadi 282 trilyun rial, yang sebagian besar dialokasikan untuk pasukan Penjaga Revolusi yang elit.
Iran menumpuk rudal roket dan senjata konvensional lain untuk mencegah yang disebutnya ancaman dari Israel, Amerika Serikat dan militan Muslim Sunni di Timur Tengah, meski mencoba mencari penyelesaian diplomatik soal program nuklirnya dengan Barat.
Perundingan nuklir antara Iran dan enam negara adi daya telah diperpanjang hingga Juni , sementara Iran masih bisa mempergunakan pemasukan dari sektor minyak yang dibekukan di luar negeri sebesar US$700 juta per bulan.
Iran berharap bisa memenuhi kekurangan anggaran akibat minyak ini dengan meningkatkan ekspor non migas.
Negara itu juga akan mempergunakan dana cadangan dari pemasukan sektor minyak, yang dilaporkan telah banyak dipakai untuk membiayai agenda populis pendahulu Rouhani yaitu Mahmoud Ahmadinejad.
Rouhani yang terpilih dengan kemenangan telak dan berkuasa sejak Agustus 2013, menyatakan berhasil mengatasi inflasi yang turun hingga 20 persen dari 40 persen lebih sekitar 17 bulan lalu.
Rouhani juga mengajukan usul untuk menaikkan gaji pegawai pemerintah sebesar 14 persen.
Perekonomian Iran turun 8,6 persen secara akumulatif dalam dua tahun fiskal terakhir,
Pemerintah Iran melaporkan bahwa negara itu memproduksi 2,7 juta barel minyakt erakhir dan 1,4 juta diantaranya dieskpor.