KRISIS UIGHUR

Tiongkok Penjara Tujuh Mahasiswa Uighur

CNN Indonesia
Selasa, 09 Des 2014 12:43 WIB
Pengadilan Tiongkok menjatuhkan hukuman penjara pada tujuh mahasiwa yang membantu mengelola situs milik cendekiawan Uighur yang mendukung hak suku ini.
Ilham Tohti dijatuhi hukuman mati karena mengelola situs yang mendukung hak-hak suku Uighur. (Reuters/CCTV)
Beijing, CNN Indonesia -- Pengadilan Tiongkok menjatuhkan hukuman penjara hingga delapan tahun kepada tujuh mahasiswa Ilham Tohti, cendekiawan Uighur yang dipenjara.

Dua pengacara hak asasi manusia mengatakan tujuh mahasiswa itu dijatuhi hukuman oleh pengadilan Urumqi, Xinjiang dengan dawaan separatisme.

"Kami menerima informasi (pemenjaraan) atnara tiga dan delapan tahun kemarin," ujar Li Fangping, pengacara yang membela Ilham Tohti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tohti adalah pendukung hak-hak Muslim Uighur Tiongkok yang paling terkenal dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Pada November upaya banding atas hukuman itu ditolak.

Dalam persidangan, dia menolak bukti yang diajukan jaksa penuntut dan mengatakan pernyataan memberatkan dari sukarelawan mahasiwa yang bekerja untuk situs yang dikelolanya dibuat dalam tekanan.

Pengadilan di Tiongkok tidak memiliki independensi dan dipengaruhi oleh Partai Komunis, permintaan banding kasus-kasus ini biasanya selalu ditolak.

Dalam kasus lain, dakwaan separatisme diganjar dengan hukuman mati.

Ke-7 mahasiswa diadili dalam dua pengadilan terpisah, satu persidangan dalam bahasa Mandarin dan satu persidangan dalam bahas Uighur untuk satu mahasiswa.

Tiongkok menuduh militan Islamis Xinjiang bertanggung jawab atas serangan dengan kekerasan yang menewaskan ratusan orang dalam beberapa tahun terakhir.

Pihak berwenang negera itu menyebut kaum militan ini berniat mendirikan negara merdeka yang disebut Turkistan Timur.

Tiongkok tidak menyebut soal pengadilan ini dan nama pada mahasiwa yang sudah ditahan sejak Januari tidak diumumkan.

Jaksa penuntut mengatakan Tohti "menyihir dan mendorong mahasiswa muda etnis lain" melalui situs Uighurbiz.net yang dikelolanya.

Profesor bidang ekonomi ini mengatakan tidak pernah berhubungan dengan organisasi teroris manapun dan "hanya menggunakan pena dan kertas" dalam mendukung hak-hak suku Uighur.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER