New Delhi, CNN Indonesia -- Kehadiran jasa layanan taksi lewat internet di sejumlah kota dunia mulai dilarang dan dipertentangkan.
New Delhi melarang seluruh jasa layanan taksi internet setelah seorang penumpang perempuan melaporkan diri diperkosa oleh supir taksi yang disewa lewat Uber.
Sementara di Portland, Oregon, perusahaan ini dituntut secara hukum oleh pemerintah kota itu karena tidak memiliki ijin angkutan kota.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Senin (8/12), departemen transportasi Dehli mengeluarkan surat perintah bahwa hanya enam perusahaan taksi radio yang diijinkan beroperasi di wilayah kota itu.
"Seluruh layanan transportasi/taksi yang menawarkan jasa lewat teknologi berbasis daring, yang tidak diakui, dilarang menyediakan layanan seperti itu," ujar sumber yang dikutip harian Indian Express.
Layanan taksi daring Uber masuk daftar hitam New Delhi setelah polisi mengatakan perusahaan ini tidak melakukan pemeriksaan latar belakang terhadap pengendara taksinya yang tiga tahun lalu ditangkap dalam kasus pemerkosaan tetapi kemudian dibebaskan.
Koran Indian Express juga melaporkan bahwa Menteri Dalam Negeri Rajnath Singh akan mengeluarkan pernyataan di depan parlemen yang meminta negara-negara bagian di India dan wilayah persatuan melarang Uber.
Perusahaan ini beroperasi di 10 kota India.
Uber tidak menjawab surat elektronik dari Reuters terkait pelarangan di New Delhi ini.
Sementara itu, pemerintah kota Portland di Oregon mengajukan tuntutan hukum agar layanan taksi Uber ini berhenti beroperasi sampai perusahaan ini mengikuti peraturan transportasi setempat.
Uber beroperasi di sekitar kota Portland, tetapi baru benar-benar masuk ke kota itu pada Jumat (5/12), tanpa mendapat ijin atau kesepakatan mengenai pengaturan operasi taksi perusahaan ini.
"Tuntutan hukum pemerintah kota meminta keputusan pengadilan bahwa Uber harus mengikuti peraturan kota," bunyi pernyataan tertulis pemerintah kota Portland.
"Tuntutan hukum ini meminta pengadilan memerintahkan Uber menghentikan operasi di Portland sampai mereka mentaati peraturan keamanan, kesehatan dan perlindungan konsumen yang berlaku."
Media-media lokal melaporkan bahwa layanan taksi Uber sudah tersedia dalam beberapa hari terakhir.
"Uber disambut baik oleh pengguna dan pengendara di sekitar dan dalam Portland. Kami menghargai sambutan terhadap Uber di kota ini, dukungan mereka memperlihatkan bahwa sudah saatnya memodernisasi peraturan transportasi Portland," ujar Eva behrend, juru bicara Uber.
Minggu lalu, perusahaan layanan transportasi online ini disebut bernilai US$40 miliar menjelang penjualan saham perdananya.
Akan tetapi, perusahaan ini menjadi sumber kontroversi karena pendekatan agresif terhadap pemerintah daerah dan layanan taksi lokal.
Layanan taksi Uber dilarang menerima pesanan di Belanda karena pihak berwenang mengatakan perusahaan itu tidak memiliki ijin khusus.