PROTES HONG KONG

Polisi Mulai Bersihkan Kamp Protes Hong Kong

CNN Indonesia
Kamis, 11 Des 2014 10:55 WIB
Aparat berwenang mulai membersihkan kamp-kamp yang ditempati oleh para pengunjuk rasa pro-demokrasi Hong Kong setelah mendapat surat perintah pengadilan.
Pembongkaran barikade dilakukan setelah pengadilan Hong Kong mengeluarkan perintah untuk membersihkan lokasi. (Reuters/Athit Perawongmetha)
Hong Kong, CNN Indonesia -- Aparat Hong Kong mulai membersihkan kamp utama aksi pro-demonstrasi yang sudah menghantam perekonomian kota itu selama dua bulan.

Aksi protes yang menuntut pemilu bebas secara umum berjalan damai namun menjadi tantangan paling serius bagi pemerintah Tiongkok sejak aksi demonstrasi pro-demokrasi pada 1989 yang berakhir dengan pertumpahan darah di Lapangan Tiananmen Beijing.

Ratusan polisi berdiri di daerah admiralty yang terletak dekat gedung-gedung pemerintah serta pusat Bisnis Hong Kong ketika para pekerja dengan helm pelindung memindahkan barikade yang didirikan oleh para pengunjuk rasa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Langkah aparat ini dilakukan setelah pengadilan mengeluarkan surat perintah pembersihan blokade tersebut.

"Semua pihak harus mentaati perintah pengadilan dan meninggalkan tempat ini sesegera mungkin," ujar seorang petugas pelaksana perintah pengadilan.

Para pengunjuk rasa tidak memberi perlawanan dan mereka membenahi bantal, selimut dan barang-barang lain dari dalam tenda mereka dan bersiap untuk pergi.

"Sebagian teman saya siap untuk melawan hingga saat-saat terakhir, tetapi saya akan pergi," ujar Luci Tang, mahasiswa berusia 20 tahun. "Saya akan merindukan tempat ini. Ini sudah menjadi rumah saya."

Bagi banyak mahasiswa, ini perpisahan yang menyedihkan ketika meninggalkan lokasi tempat ribuan orang berkumpul dalam beberapa minggu terakhir.

Mahasiswa lain mengatakan aksi protes ini telah memberi suntikan kehidupan ke dalam gerakan demokrasi di bekas daerah jajahan Inggris itu.

"Gerakan ini menjadi satu proses yang membangkitkan Hong Kong. Rakyat yang sebelumnya tidak tertarik dalam politik sekarang berubah dan tidak takut untuk ditangkap, terutama kaum muda," ujar Lee Cheuk-yan, anggota dewan dari Partai Buruh.

"Gerakan demokrasi ini penuh dengan energi. Ini adalah proses pengalihan obor dari satu generasi ke generasi lain."

"Kami Akan Kembali"

Terlihat satu poster kuning dengan payung dan tulisan "Kami akan kembali" yang dipasang di tengah jalan raya tempat para pengunjuk rasa menginap, dan pesan serupa ditulis di jalan-jalan dan ditempel di tenda.

Di sebelah markas Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok, PLS, satu poster besar berwarna oranye dipasang di seberang barikade dengan tulisan: "Ini baru awal."

Ketua Federasi Mahasiswa Hong Kong Alex Chow mengatakan pembersihan lokasi demonstrasi bukan akhir dari gerakan itu.

"Hari ini terjadi pembersihan tetapi rakyat akan kembali ke jalan-jalan di hari lain," ujar Chow.
Sebagian mahasiwa yang tinggal di kamp-kamp bersiap meninggalkan lokasi, sebagian lagi berniat bertahan. (Reuters/Bobby Yip)
Raja media Hong Kong Jimmy Lain, pengkritik utama Beijing dan mendukung pegiat pro-demokrasi melalui medianya dan sumbangan, duduk dengan markas PLA dengan tanda bertuliskan "Tetap Tenang dan Damai" disandarkan di dengkulnya.

Sekitar 7.000 polisi akan dikerahkan dalam dua waktu kerja untuk melakukan pembersihan ini.

Mahasiwa di beberapa tenda-tenda pemasokan yang bersiap menghadapi kemungkinan bentrokan dengan polisi meletakkan penutup mata dan payung untuk digunakan mahasiwa yang melindungi diri dari semprotan merica atau pukulan tongkat polisi.

Lokasi Admiralty menjadi simbol emosional bagi tuntutan demokrasi yang ditolak oleh pemerintah Hong Kong dan Partai Komunis yang berkuasa di Beijing.

Raturan tenda memenuhi delapan jalur jalan bebas hambatan yang menghubungkan sejumlah pusat bisnis penting dengan daerah perdagangan Hong Kong.

Lokasi protes ini terkesan bersuasana pedesaan, dengan tempat belajar, tenda pertolongan pertama dan tempat-tempat pasokan makanan tersebar di sana.

Lebih dari 10 ribu orang berkumpul di lokasi protes pada Rabu (10/12) malam, bahkan ketika pemerintah meminta warga mejauhinya.

Hong Kong dikembalikan ke tangan Tiongkok pada 1997 berdasarkan rumus "satu negara, dua sistem" yang memberi kota itu otonomi dan kebebasan lebih besar daripada Cina daratan.

Para pengunjuk rasa menuntut pencalonan terbuka dalam pemilihan kepala pemerintahan kota itu pada 2017.

Beijing mengatakan akan mengijinkan pemilu 2017 tetapi kandidatnya sudah disaring oleh Beijing terlebih dahulu.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER