KORBAN BOM HIROSHIMA

Warga Jepang Cari Keluarga AS Korban Bom

CNN Indonesia
Kamis, 11 Des 2014 11:45 WIB
Seorang warga Hiroshima menghabiskan waktu 20 tahun mencari keluarga tawanan Perang Dunia II yang menjadi korban bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.
Monumen Peringatan Bom Atom di Hiroshima tempat nama-nama korban ditulis untuk mengenang tragedi ini. (Reuters/Thin Lei Win)
Hiroshima, CNN Indonesia -- Selama lebih dari 20 tahun setiap minggu Shigeaki Mori duduk di rumah bertingkat dua miliknya menelpon orang-orang di Amerika Serikat dan bertanya, "Apakah ada anggota keluarga anda yang meninggal sebagai tahanan perang di Jepang?"

Dia mencari keluarga dari 12 Tahanan Perang, POW, asal Amerika Serikat yang meninggal pada 6 Agustus 1945, ketika negara itu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima.

Baru setelah 1970 an dokumen AS yang tidak lagi dinyatakan rahasia mengindikasikan keberadaan POW di Hiroshima pada tanggal itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 1980-an Satoru Ubuki, profesor universitas setempat menemukan nama mereka dan menyerahkannya ke Mori, seorang sejarawan setempat.

Sebagai korban bom atom itu, Mori bertekad memberi tahu keluarga POW tersebut mengenai nasib anggota keluarganya - sebagian besar tidak dsebut secara jelas penyebab kematiannya - dan percaya jiwa korban ini harus dihormati dan dikenang.

Ini proses yang sulit - dan belum selesai karena Mori kini juga menyisir rincian POW asal Inggris dan Belanda yang diyakini tewas di Hiroshima dan Nagasaki yang juga dibom tiga hari setelah Hiroshima.

Dengan hanya berbekal nama keluarga POW, dia menelpon seluruh warga Amerika bernama sama satu demi satu.

"Saya punya peta kota Seattle hingga Texas. Saya perlu waktu tiga tahun (untuk menemukan satu keluarga," ujar Mori, 77 tahun, lewat penterjemah ketika ditemui di ruang tamunya yang penuh pernak pernik di daerah perumahan Hiroshima.

Karena keterbatasan bahasa Inggrisnya, dia mempersiapkan daftar pertanyaan dan jika dia menemukan seseorang yang memiliki keterkaitan dengan POW, dia meminta operator telepon untuk membantunya.

"Saya menghabiskan waktu lebih 20 tahun…Saya tidak ingat berapa orang yang saya telpon," ujar Mori, seorang pensiunan broker saham.

Kegiatan ini juga mahal. Dia harus mengeluarkan dana antara US$250 dan US$300 per bulan untuk membayar telpon pada 1980-an.

Tetapi keteguhannya ini membuahkan hasil. Dia berhasil menghubungi 11 keluarda dan mendaftarkan POW ini ke aparat kota.

Foto mereka dipajang di Gedung Perdamaian Hiroshima, terpampang di antara foto-foto korban warga Jepang yang menjadi pengingat gelap akan jenis bom yang tidak pandang bulu ini.

Satu pesan yang ingin disebarkan oleh Mori.

Mori, yang bertubuh sedikit kekar, bersikap serius dengan sikap tak pernah menyerah khas Jepang, tidak menganggap tinggi prestasinya itu.

"Yang saya perbuat adalah tindakan yang ingin dilakukan keluarga mereka, tetapi tidak tahu untuk memulainya. Mereka mengatakan senang saya menghubungi mereka. Saya gembira mendengar kata-kata itu," ujarnya.

"Sekarang saya sedang mencari tahu tentang POW dari Belanda dan Inggris, tidak hanya di Hiroshima tetapi juga di Nagasaki."
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER