Washington, CNN Indonesia -- Direktur CIA John Brennan membela cara mereka dalam menginterogasi tahanan terorisme dengan menyiksa fisik dan mental. Menurut Brennan, cara ini berhasil membawa Amerika Serikat ke markas Osama bin Laden di Pakistan dan membunuh pemimpin al-Qaidah itu pada 2011.
Namun dalam konferensi pers pada Kamis (11/12), Brennan yang menghindari menggunakan kata "menyiksa" mengaku cara interogasi ini berhasil memberikan informasi yang tidak diketahui sebelumnya.
"Menurut pandangan kami, para tahanan yang diinterogasi dengan teknik ini memberikan informasi yang berguna dan telah digunakan pada operasi menangkap bin Laden," kata Brennan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Osama Bin Laden tewas pada penyerbuan pasukan khusus NAVY SEAL di persembunyiannya di kota Abbottabad, Pakistan, pada Mei 2011.
Komentar Brennan ini disampaikan dua hari setelah Senat AS mengeluarkan laporan lebih dari 500 halaman soal penyiksaan oleh CIA, di antaranya membuat kelaparan, sulit tidur dan pemukulan, pada pertengahan 2005.
Brennan mengaku beberapa tindakan CIA tidak berdasarkan perintah, menjijikkan dan harus ditentang oleh semua orang. Namun dia mengatakan bahwa CIA tidak mampu menangkap agennya yang melakukan hal itu.
Dia menegaskan, tindakan itu dilakukan agen CIA untuk mendapatkan informasi dengan cepat, menyusul serangan 11 September 2001 yang dilakukan al-Qaidah.
Saat itu, dia mengakui, program penangkapan dan interogasi CIA belum siap betul.
Menanggapi pengakuan Brennan, anggota Senat AS Dianne Feinstein yang menggagas publikasi laporan tersebut dalam live-tweet mengatakan bahwa menurut penelitian cara CIA tidak mengarahkan mereka pada bin Laden.
"Banyak pelanggaran yang tidak mendapatkan perhatian CIA," tulis Feinstein.
Dalam tulisan opini di CNN, mantan tahanan Guantanamo menggambarkan betapa pedihnya siksaan CIA. Tidak hanya siksaan fisik, dia juga mengalami siksaan mental yang menjatuhkan harga diri dan nilai-nilai agama yang dianutnya.
Pengakuan Samir Naji bisa dibaca di
sini.