Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Australia Tony Abbot mengatakan masih belum mengetahui apakah penyanderaan di kafe Lindt di pusat kota Sydney bermotivasi politik.
"Kami belum mengetahui apakah ini bermotivasi politik, meski ada indikasi ke arah itu," ujar Abbot kepada wartawan di Sydney.
"Ini insiden yang mengkhawatirkan. Saya bisa mengerti keprihatinan dan ketakutan warga Australia," kata Abbot.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekelompok orang bersenjata menyerbu masuk kafe Lindt yant terletak di pusat bisnis kota Sydney dan menyandera puluhan orang.
Salah satu direktur kafe ini mengatakan 10 pegawai bekerja di kafe ini dan terdapat sekitar 30 orang pengunjung ketika penyanderaan terjadi.
Para sandera dipaksa memegang satu bendera hitam dengan tulisan Arab berwarna Hitam ke dekat jendela, yang semakin meningkatkan kekhawatiran bahwa serangan ini terkait dengan ISIS.
Tayangan televisi memperlihatkan sejumlah orang di dalam kafe berdiri dengan tangan menempel ke jendela.
Namun, muncul pernyataan bahwa bendera yang dibentangkan di dalam kafe bukan bendera ISIS tetapi bendera kalimat Syahadat yang seringkali digunakan oleh kelompok-kelompok jihadis.
Pihak berwenang sendiri belum menyebut keterkaitan serangan ini dengan ISIS.
Polisi negara ini membenarkan bahwa pihaknya sedang berhadapan dengan sekelompok orang bersenjata di dalam kafe tersebut.
Sebelumnya, polisi Australia menangkap satu orang dengan tuduhan membiayai kegiatan terorisme.
Polisi Federal Australia melaporkan bahwa tersangka berusia 25 tahun ini ditangkap dalam penyelidikan terhadap rencana serangan di wilayah Australia dan memfasilitasi perjalanan warga negara itu ke Suriah untuk terlibat dalam peperangan.
Pihak berwenang belum mengatakan bahwa kedua insiden ini terkait.
Australia adalah salah satu negara yang ikut dalam koalisi pimpinan Amerika Serikat melawan ISIS di Suriah dan Irak.
Negara ini telah menyatakan dalam keadaan waspada penuh menghadapi serangan Muslim dalam negeri yang menjadi radikal dan baru kembali dari konflik di Timur Tengah itu.