PENYANDERAAN AUSTRALIA

Australia Akui Sistem Anti-Terornya telah Gagal

CNN Indonesia
Rabu, 17 Des 2014 13:56 WIB
Pelaku penyanderaan di Kafe Sydney awal pekan ini punya sejarah panjang kekerasan dan pelecehan seksual, namun intelijen Australia tidak mengawasinya.
PM Australia Tony Abbott mengaku kecolongan karena sistem mereka tidak mampu mencegah penyanderaan di Sydney yang menewaskan dua orang sandera. (Reuters/Australia Broadcasting Corporation/Handout via Reuters TV)
Sydney, CNN Indonesia -- Australia mengaku telah kecolongan atas drama penyanderaan yang menewaskan dua orang sandera dan seorang pelaku pada Senin lalu. Perdana Menteri Tony Abbott juga menyadari bahwa sistem pemberantasan terorisme yang mereka lakukan telah gagal.

Negara itu pada Oktober lalu telah menerapkan undang-undang keamanan baru untuk memberantas radikalisme dan melacak warga yang ingin berperang ke Irak atau Suriah. Namun sistem itu dianggap telah gagal mencegah Man Haron Monis menyandera sekitar 17 orang di Kafe Lindt di pusat kota Sydney awal pekan ini.

Padahal, pencari suaka asal Iran yang masuk Australia pada 2001 itu telah seringkali berurusan dengan polisi, salah satunya pada kasus pembunuhan dan puluhan dakwaan pelecehan seksual. Atas berbagai kasus ini, Mohan bebas setelah membayar jaminan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Kementerian Luar Negeri Iran sebelumnya telah berkali-kali memperingatkan Australia soal Monis yang lari dari negaranya karena takut dihukum, namun tidak digubris aparat di Negeri Kangguru.

Kendati sering tersandung kasus hukum, Abbott mempertanyakan mengapa Monis tidak masuk dalam daftar orang yang patut diawasi dan bebas berkeliaran dengan membawa senjata.

"Sistem yang ada tidak cukup mampu mengatasi orang ini, tidak diragukan lagi," kata Abbott dalam wawancara dengan radio ABC.

Abbott mengatakan bahwa polisi akan menyelidiki mengapa ini sampai terjadi, dan mengapa Monis bisa lolos tanpa diawasi, bahkan memiliki senjata.

Dia berjanji untuk meningkatkan sistem anti-teror Australia agar hal serupa tidak terjadi di masa depan.

"Sejujurnya, kita harus lebih baik karena jika tidak, rakyat akan menderita. Tragedi dalam insiden adalah tewasnya dua warga Australia yang baik. Sementara yang lain terluka, lainnya trauma, karena orang gila berkeliaran di jalan-jalan kita," kata Abbott.

Islamofobia


Monis yang mengaku menjalankan misi Islam dalam penyanderaan tersebut berimbas buruk pada umat Muslim di Australia. Rabu lalu, polisi menangkap seorang pria yang mengancam masjid di Sydney melalui telepon, satu dari beberapa kasus Islamofobia usai penyanderaan Sydney.

Abbott sebelumnya menegaskan bahwa agama tidak bisa disalahkan dalam kasus ini. Dia mengatakan, dalam agama apapun sikap ekstremisme dan radikalisme pasti ada dan hal ini disebabkan oleh individu yang menyimpang, bukan ajaran agamanya.

"Kita tidak bisa menyalahkan Paus atas IRA (Tentara Republik Irlandia), dan tidak bisa menyalahkan umat Katolik tetangga kita karena kegilaan dan kebodohan beberapa orang yang mengatasnamakan Kristen," kata Abbott.

Menurut Abbott Monis adalah seorang yang tidak waras dan memiliki sejarah panjang kekerasan dan gangguan jiwa.

"Mereka mengaku bertindak atas nama agama, namun tidak ada pemimpin agama yang membenarkan itu, dan berkaca pada ISIS di Timur Tengah, mereka dikutuk oleh para cendekiawan Sunni dan telah banyak fatwa yang menentang mereka," tegas Abbott.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER