KRISIS MATA UANG

Nilai Rubel Anjlok, Pengusaha Rusia Bunuh Diri

CNN Indonesia
Rabu, 17 Des 2014 16:34 WIB
Pada Selasa, krisis nilai tukar mata uang Rusia memasuki fase yang paling akut dengan nilai rubel turun ke 100 rubel untuk 1 euro dan 80 rubel untuk US$1.
Pada Selasa, krisis nilai tukar mata uang Rusia memasuki fase yang paling akut dengan nilai rubel turun ke 100 rubel untuk 1 euro dan 80 rubel untuk US$1. (Pixabay/RabidSquirrel)
Moskow, CNN Indonesia -- Seorang pengusaha yang memiliki saham di perusahaan investasi bunuh diri di Hotel Nasional Moskow pada Selasa (16/12) malam. Diduga aksinya ini terjadi akibat depresi karena nilai rubel anjlok.

Diberitakan Sputnik News, pengusaha yang diketahui bernama Ivan Shervashidze menembak kepalanya sendiri setelah meninggalkan sebuah catatan yang berisi permintaan terakhir.

Rekaman video menangkap detik-detik terakhir kehidupan Ivan ketika menginap di salah satu hotel bintang lima yang berlokasi di pusat kota ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ivan diperkirakan bunuh diri pada pukul 9 malam di kamar hotel tersebut.

Beberapa detik setelah tembakan terjadi petugas menemukan jasad Ivan.

Sampai saat ini kepolisian setempat masih melakukan penyelidikan terkait kasus Ivan.

Menurut beberapa laporan, Ivan memiliki bisnis penjualan alat serta instrumen musik dan sebuah perusahaan keuangan.

Ia diduga stres akibat kepanikan bursa karena depresiasi rubel secara dramatis minggu ini.

Pada Selasa, krisis nilai tukar mata uang Rusia memasuki fase yang paling akut dalam sejarah dengan nilai rubel turun ke 100 rubel untuk 1 euro dan 80 rubel untuk US$1.

Penurunan nilai tukar ini menyebabkan aksi jual rubel, terlihat dari antrean yang mengular di tempat-tempat penukaran valuta asing dan membuat pasar saham panik.

Perusahaan Rusia yang melakukan perdagangan dan pinjaman dalam mata uang asing diyakini merupakan yang paling terkena dampak akibat penurunan ini, bahkan tidak menutup kemungkinan mengalami kebangkrutan dalam waktu dekat.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER