CNN Indonesia -- Korea Utara murka saat mengetahui perusahaan Amerika Serikat membuat film "The Interview" yang bercerita soal upaya pembunuhan pemimpin Kim Jong Un.
Kemarahan Korut diduga memicu serangan peretas ke markas rumah produksi Sony Picture dan ancaman-ancaman yang berujung dibatalkannya penayangan perdana film tersebut.
Ini bukan kali pertama Korut gerah menghadapi hal-hal kecil. Berikut adalah hal-hal yang membuat negara komunis itu galau setengah mati:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pohon NatalKorut setiap tahun meradang akibat pohon natal raksasa yang terbuat dari besi dengan cahaya terang tegak berdiri di Korea Selatan, dekat perbatasan menghadap ke Pyongyang.
Korut mengatakan, konstruksi besi setinggi 30 meter itu jadi alat Korsel untuk menyebarkan kesadaran beragama di Korut. Tahun 2011, menara itu dirobohkan setelah diancam oleh Korut namun berdiri kembali atas desakan kelompok Kristen di Seoul.
 Korut menganggap pohon Natal sebagai alat propaganda Korsel. (Ilustrasi/Shreveport-Bossier Convention and Tourist Bureau/Flickr) |
SinetronKorut mengawasi dan menyensor dengan ketat informasi yang masuk dari luar untuk warganya. Namun hal itu tidak mampu mencegah warga Korut menonton sinetron dari Korsel atau negara lainnya melalui DVD bajakan. Bahkan, sinetron Korsel populer di kalangan warga Korut.
Rezim Korut menyikapi para penonton sinetron di negaranya dengan tegas. Menurut Badan Intelijen Nasional di Seoul Oktober lalu mengatakan bahwa Korut mengeksekusi mati para penonton sinetron Korsel.
K-PopSaat hubungan kedua negara memanas akibat pengenggelaman kapal perang Korsel oleh Korut pada 2010, Seoul membalasnya dengan menyiarkan siaran radio anti rezim Pyongyang. Siaran itu dibuka dengan lagu pop dari seorang grup penyanyi wanita, Four Minute.
Lagu itu dikumandangkan dengan pelantang suara raksasa yang diarahkan ke Korut. Pyongyang marah luar biasa, mengancam akan meledakkan speaker tersebut dan menjadikan Seoul "lautan api."
Foto patung yang di-cropAda aturan khusus soal fotografi bagi warga asing di Korea Utara. Salah satunya adalah dilarang memotret patung pemimpin Korsel sebagian saja. Jika ada satu bagian saja yang terpotong, itu dianggap penghinaan besar bagi rezim Korut.
"Kau harus menunduk dengan hormat, dan jika ambil gambar, harus dipotret seluruh patungnya, dan dilarang memotret dari belakang," kata seorang jurnalis foto, Julia Leeb.
 Di Korut tidak boleh mengambil gambar patung pemimpin setengah-setengah. (Reuters/Kyodo) |
BalonBalon yang dimaksud bukanlah balon pesta, tapi balon propaganda yang diterbangkan oleh aktivis Korea Selatan. Balon tersebut selain membawa surat propaganda juga menyertakan uang dollar Amerika, DVD, dan radio kecil yang menunjukkan kemakmuran di Korsel.
Oktober lalu, Korut menembak sekumpulan balon propaganda itu dengan roket anti-jet tempur, dibalas tembakan senapan mesin oleh tentara Korsel.
Injil Korut adalah negara komunis yang menempatkan pemimpinnya seperti manusia setengah dewa, segala kepercayaan yang menentang hal tersebut dianggap sebuah ancaman.
Memang ada beberapa gereja yang diatur penggunaannya oleh negara, namun rezim Kim Jong Un melarang seluruh aktivitas keagamaan tanpa pengawasan.
Itulah salah satu alasan ditangkapnya Jeffrey Fowle, warga Ohio, Amerika Serikat. Saat mengunjungi negara itu, dia meninggalkan injil di salah satu klub pelaut asing. Tindakan tersebut dianggap pelanggaran hukum dan Fowle dipenjara lima bulan.
 Warga AS ditangkap dan dipenjara lima bulan saat meninggalkan Injil di Korut. (Stockbyte/Thinkstock) |
ParodiSebuah artikel di situs parodi satir, Onion, membuat Korut murka. Dalam situs itu, Onion pada 2006 menuliskan soal ayah Kim Jong Un yang sudah dianggap titisan dewa, berjudul "Kim Jong Il Menganggap Matahari Terbit Sebagai Ajakan Perang."
Sumber:
CNN