Islamabad, CNN Indonesia -- Tentara Pakistan menewaskan 32 militan dalam serangan di sebuah lembah terpencil, Khyber, dekat perbatasan Afghanistan, kata militer, Jumat (19/12).
Militer juga mengklaim membunuh 27 lainnya dalam bentrokan lain, empat hari setelah penyerangan biadab Taliban di sekolah yang menewaskan setidaknya 145 orang, 132-nya anak-anak.
Lembah Khyber adalah salah satu rute penyelundupan utama senjata dan pemberontak yang menyeberang antara Afghanistan dan Pakistan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pasukan keamanan menyerang kelompok militan. Teroris yang berusaha kabur dengan berlindung di balik mayat-mayat di sekitar mereka," kata militer dalam sebuah pernyataan.
Tidak ada verifikasi independen dari pertempuran tersebut.
Tentara Pakistan melakukan serangan ofensif terhadap gerilyawan Taliban Pakistan di Khyber serta wilayah Waziristan Utara, yang juga berada di perbatasan Afghanistan.
Tapi laju operasi telah melonjak tajam sejak Taliban Pakistan dan pelaku bom bunuh diri menewaskan 132 anak-anak sekolah, sembilan guru dan seorang tentara di sebuah sekolah yang dikelola militer di kota Peshawar, Selasa (16/12).
Serangan itu adalah serangan paling mematikan yang pernah dilakukan militan di Pakistan. Pemandangan anak-anak yang ketakutan dan ruang kelas dipenuhi dengan darah telah menimbulkan gelombang amarah di negara yang sebagian besar terbiasa dengan kekerasan dalam keseharian mereka itu.
Taliban Pakistan, yang bersekutu dengan tetapi terpisah dari Taliban Afghanistan, mengatakan serangan sekolah adalah balas dendam atas serangan terhadap mereka dan mereka menuduh militer membunuh warga sipil di daerah-daerah terpencil di mana wartawan dilarang masuk.
Karena pertumpahan darah di sekolah itu, pemerintah telah berjanji bahwa Pakistan tidak akan membedakan antara faksi-faksi militan yang berbeda , mencoba untuk menarik dukungan bagi beberapa kelompok yang dianggap berguna dalam konfrontasi Pakistan dengan India dan Afghanistan.
Pemerintah juga telah mengumumkan bahwa mereka akan membatalkan moratorium resmi pada hukuman mati.
Kamis (18/12), militer mengumumkan akan menandatangani surat perintah kematian untuk enam militan, meskipun tidak mengungkapkan identitas mereka atau mengatakan apakah mereka berada di tahanan.
Militer juga mengatakan Kamis bahwa 17 militan tewas dalam serangan udara di Khyber dan 10 dalam pertempuran darat.