Havana, CNN Indonesia -- Kuba tetap akan mempertahankan prinsip sosialis dan tidak akan kembali menjadi kapitalis hanya karena telah menyetujui perbaikan hubungan dengan Amerika Serikat.
"Orang-orang Kuba tidak ingin kembali ke kapitalisme," Putri Presiden Raul Castro, Mariela Castro yang merupakan seorang anggota parlemen, kepada Reuters, Jumat (20/12).
Pernyataan Mariela tersebut menampik anggapan bahwa perusahaan AS akan bebas beroperasi ke Kuba .
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pekan ini, Kuba dan Amerika Serikat sepakat untuk mengakhiri permusuhan kedua yang telah berlangsung selama lebih dari lima dekade dan membangun kembali hubungan diplomatik penuh.
Presiden AS Barack Obama juga mengatakan dia ingin menghapus beberapa sanksi terhadap Kuba dan meminta persetujuan Kongres untuk mengakhiri embargo ekonomi.
Di bawah hukum investasi Kuba, perusahaan asing dapat beroperasi di negara itu tetapi perlu menegosiasikan perjanjian dengan perusahaan negara Kuba atau pemerintah untuk melakukan bisnis.
Pemerintah Kuba juga hampir selalu menuntut saham di perusahaan asing yang beroperasi di negara itu. Hal tersebut kerap kali menjadi hambatan dalam dunia investasi Kuba.
Sektor impor ke Kuba dikelola oleh badan usaha milik negara, yang berarti untuk beroperasi di Kuba, perusahaan AS hanya memikirkan soal mencari pembeli dan mengirimkan barang.
"Terkadang orang mengatakan Fidel sebagai pemimpin Kuba keras kepala, tapi pengalaman telah mengajarkan kami sesuatu yang penting, bahwa kami tidak boleh menyerahkan prinsip kami," kata Mariela.