KRISIS RUSIA

Sanksi Rusia Rugikan Sejumlah Perusahaan Barat

CNN Indonesia
Jumat, 19 Des 2014 22:37 WIB
Pendapatan perusahaan Barat, turun drastis semenjak Uni Eropa dan dan AS menerapkan sanksi ekonomi kepada negeri beruang merah tersebut.
Jika harga minyak dunia tak juga pulih, PDB Rusia diperkirakan akan menyusut hampir 5 persen tahun depan. (Reuters/Kacper Pempel)
Moskow, CNN Indonesia -- Gejolak ekonomi Rusia rupanya menjadi pukulan berat bagi sejumlah perusahaan asing yang beroperasi di negara itu. Pendapatan perusahaan asing, khususnya perusahaan Barat, turun drastis semenjak Uni Eropa dan dan Amerika Serikat menerapkan sanksi ekonomi kepada negeri beruang merah tersebut.

Seperti dilaporkan CNN pada Kamis (18/12), krisis mata uang dan harga minyak dunia yang anjlok mengancam ekonomi dan merusak kepercayaan konsumen. Jika harga minyak dunia tak juga pulih, PDB Rusia diperkirakan akan menyusut hampir 5 persen tahun depan.

Runtuhnya mata uang Rubel juga telah mendorong melambungnya harga di Rusia . Beberapa warga mendadak memborong sejumlah produk kebutuhan dasar, sebelum harga pergi lebih tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, pembelian akan sejumlah produk keluaran perusahaan Barat tetap minim.

Berikut beberapa perusahaan Barat yang merugi besar akibat krisis ekonomi Rusia:

Ford
Tahun 2014 adalah tahun yang berat bagi para produsen mobil di Rusia. Menurut Asosiasi Bisnis Eropa, penjualan mobil di Rusia turun sekitar 12 persen sepanjang tahun ini.

Hal ini juga terjadi untuk perusahaan mobil sebesar Ford, yang penjualannya merosot 40 persen hingga November tahun ini.

Ford, produsen mobil asal Amerika Serikat itu bahkan terpaksa memecat sekitar 950 pekerja di kantor cabang mereka di Rusia pada April lalu.

Volkswagen
Hal serupa dialami juga oleh produsen mobil raksasa asal Jerman, Volkswagen. Perusahaan ini terpaksa menghentikan produksi di pabrik mereka di kota Kaluga, Rusia selama 10 hari pada bulan September lalu, karena krisis ekonomi.

Produsen mobil yang terkenal dengan lambang VW tersebut mengalami penurunan penjualan hingga 20 persen pada periode Januari hingga November 2014, dibandingkan dengan penjualan pada periode yang sama tahun 2013 lalu.

Carlsberg
Produsen bir asal Denmark, Carlsberg telah mengeluarkan dua peringatan pendapatan pada tahun ini karena melambatnya permintaan akan produk mereka di Rusia. Volume pasar bir turun sebanyak 7 persen dalam enam bulan pertama tahun 2014, akibat situasi ekonomi yang tak pasti dan cuaca buruk

Adidas
Melambatnya daya belanja konsumen di Rusia memaksa perusahaan produksi alat olahraga asal Jerman, Adidas untuk menutup sejumlah toko. Padahal, hingga saat ini, Adidas adalah salah satu merek ritel terbesar di Rusia dengan jumlah toko mencapai 1.100 gerai di Rusia.

CEO Adidas Herbert Hainer menyatakan terpaksa menunda rencana ekspansi bisnis mereka di Rusia.

McDonald's
Awal tahun ini, para pejabat Rusia memaksa perusahaan makanan cepat saji McDonald's untuk menutup 12 restoran mereka karena masalah sanitasi. Para pengamat menyatakan keputusan ini bersifat politis, karena McDonald's berasal dari AS.

Meskipun 12 gerai restoran yang ditutup telah kembali dibuka, McDonald's menyatakan penjualan mereka di Rusia hingga November lalu sangat lemah.

Danone
Makanan konglomerat Perancis, Danone adalah pemain besar di Rusia. Pada 2013, penjualan Danone di Rusia menyumbang 11 persen dari omset perusahaan ini dengan jumlah penjualan terbanyak dibandingkan dengan penjualan di negara lain.

Namun, kenaikan harga pada sejumlah bahan makanan mengancam penjualan perusahaan ini.

"Margin usaha turun tajam pada semester pertama tahun ini karena harga susu yang lebih tinggi," begitu bunyi pernyataan resmi dari Danone, yang diterima CNN.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER