PENEMBAKAN DI AS

Pria di AS Tembak Dua Polisi Lalu Bunuh Diri

CNN Indonesia
Minggu, 21 Des 2014 09:57 WIB
Penembakan ini diduga dilandaskan balas dendam atas kematian pria kulit hitam oleh polisi. Sebelumnya pelaku memposting ancaman bagi polisi di media sosial.
Penembakan ini diduga dilandaskan balas dendam atas kematian pria kulit hitam oleh polisi. Sebelumnya pelaku memposting ancaman bagi polisi di media sosial. ( Reuters/Carlo Allegri )
New York, CNN Indonesia -- Seorang pria menembak mati dua polisi di New York, Amerika Serikat, sebelum akhirnya bunuh diri. Diduga pelaku membalas dendam atas kematian warga kulit hitam oleh polisi yang memicu protes di seluruh AS beberapa waktu lalu.

Diberitakan Reuters, insiden ini terjadi pada Sabtu (20/12) saat pria bernama Ismaaiyl Brinsley, 28, tiba-tiba menyerang sebuah mobil polisi di persimpangan Bedford-Stuyvesant, Brooklyn, seperti disampaikan Komisaris Polisi William Bratton.

Dengan pistol genggam semi-otomatis Brinsley menembak mati dua polisi bernama Rafael Ramos dan Wenjian Liu. Dia lalu berlari ke sebuah stasiun bawah tanah dan menembak kepalanya sendiri hingga tewas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut polisi, pelaku diketahui sebelumnya memposting pernyataan kebencian pada polisi di sosial media, terutama terkait kematian Eric Garner, warga kulit hitam yang tewas dicekik polisi dalam sebuah penyergapan.

Seorang aparat kepolisian yang merupakan sumber NBC mengatakan, diduga Brinsley membalas dendam pada polisi setelah menuliskan pernyataan ancaman di sosial media.

Sebelum menuju Brooklyn, Brinsley menembak kekasihnya di Baltimore, Maryland, pada Sabtu pagi. Wanita itu selamat namun mengalami luka serius.

Bratton mengatakan bahwa tidak ada indikasi penembakan ini berhubungan dengan terorisme.

Usai penembakan, polisi menutup jalan beberapa blok dari tempat kejadian perkara.

Mike Isaac, seorang warga setempat mengatakan bahwa penembakan itu terjadi di wilayah permukiman mayoritas warga Afrika-Amerika yang sebelumnya tegang akibat pembunuhan Garner.

"Situasinya sangat menegangkan," kata Isaac.

Kematian Garner memicu demonstrasi besar-besaran di seluruh Amerika Serikat saat juri pengadilan memutuskan tidak akan mengadili pelaku pembunuhan tersebut.

Kasus Garner menambah panas ketegangan ras di AS saat sebelumnya seorang polisi menembak mati pemuda kulit hitam bernama Michael Brown di Ferguson, Missouri.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER