New York, CNN Indonesia -- Komite Perlindungan Wartawan, CPJ, mengatakan setidaknya 60 wartawan tewas tahun ini akibat pekerjaan mereka dan Timur Tengah menjadi wilayah paling berbahaya bagi wartawan.
Laporan akhir tahun CPJ menyebutkan jumlah wartawan yang tewas tersebut lebih rendah dari 2013 dengan kematian 70 wartawan.
CPJ juga menyelidiki kematian 18 wartawan lain untuk mengetahui apakah penyebab kematian mereka terkait dengan pekerjaan sebagai wartawan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hampir setengah dari wartawan yang tewas tahun ini meninggal di Timur Tengah dan Suriah menjadi negara paling berbahaya bagi wartawan untuk tahun ketiga berturut-turut.
Sebanyak 17 orang wartawan tewas di Suriah yang dilanda perang saudara, sementara sejak perang saudara itu dimulai 79 wartawan tewas di sana.
Laporan tahunan ini menyebutkan bahwa tiga tahun terakhir adalah masa paling memakan korban sejak CPJ mulai mendokumentasi kematian wartawan pada 1992.
Hampir seperempat wartawan yang tewas pada 2014 adalah wartawan internasional, dua kali lebih besar dari jumlah yang dicatat CPT dalam beberapa tahun terakhir.
Wartawan internasional yang tewas tahun ini antara lain adalah Anja Niedringhaus, juru foto Associated Press yang tewas ditembak di Afghanistan pada April ketika meliput pemilu di negara itu.
Seorang wartawan lepas Amerika Serikat dan Israel juga tewas di tangan militan ISIS, yang kini menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah.
Pekerjaan yang paling banyak dari para wartawan yang tewas adalah wartawan televisi, yaitu 35 persen dan diikuti oleh juru foto dan kamerawan sebanyak 27 persen.
CPJ mengatakan definisi kematian terkait pekerjaan adalah ketika pihaknya hampir yakin seorang wartawan tewas karena balasan atas hasil pekerjaan mereka, dalam tembak-menembak di medan perang atau ketika sedang melakukan tugas yang berbahaya.