AKSI RADIKAL

Pria Perancis Tabrakkan Mobil Van ke Pasar Natal

CNN Indonesia
Selasa, 23 Des 2014 11:39 WIB
Serangan kepada publik Perancis terjadi lagi, kali ini seorang pria menabrakkan mobil van ke pasar Natal di Nantes, Perancis dan melukai sedikitnya 10 orang.
Polisi terlihat di sekitar pasar Natal setelah seorang pria menabrakkan mobil van dan melukai sepuluh orang. (Reuters/Stephane Mahe)
Nantes, CNN Indonesia -- Sedikitnya sepuluh orang terluka ketika sebuah van menabrak pasar Natal di Nantes, kota di sebelah barat Perancis pada Senin (23/12).

Ini merupakan serangan ketiga yang membuat geram publik Perancis dalam beberapa hari terakhir.

Pria yang memgendarai mobil van, menikam dirinya setelah menabrakkan mobil itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akibatnya, empat orang luka parah, dengan salah satu korban dalam kondisi kritis, kata para pejabat setempat.

Perancis saat ini berada pada siaga tinggi untuk serangan di wilayahnya setelah seruan dari militan untuk menyerang warga Perancis sebagai balasan atas serangan militer negara itu kepada kelompok militan Islam di Timur Tengah dan Afrika tahun ini.

Pihak berwenang Perancis meminta warganya untuk tetap tenang dan mengatakan sopir van itu tidak membuat klaim agama ataupun politik, tampaknya telah bertindak sendirian dan kemungkinan menderita penyakit mental.

Sebuah surat kabar lokal pertama melaporkan bahwa pengemudi itu berteriak "Allahu Akbar", tetapi saksi mengatakan kepada Reuters bahwa ia tidak mengatakan itu.

Insiden itu terjadi sehari setelah seorang pria menabrakkan mobilnya ke kerumunan orang di kota Dijon, berteriak "Allahu Akbar". Tiga belas orang terluka akibat insiden itu.

Pada Sabtu (20/12) , seorang pria ditembak setelah dia menikam dan melukai tiga petugas polisi di wilayah sentral Perancis saat berteriak "Allahu Akbar".

"Kita semua prihatin atas rangkaian tragedi ini,” kata Perdana Menteri Perancis Manuel Valls dalam sebuah pernyataan.

“Kita tidak pernah menghadapi ancaman bahaya terorisme setinggi ini seblumnya,“ kata Valls.

Jaksa mengatakan pada Senin bahwa sopir di Dijon menderita penyakit mental, telah menerima perawatan psikiatris lebih dari 150 kali dalam 13 tahun terakhir dan memiliki motif ideologis.

Mereka juga mengatakan tidak menemukan adanya hubungan antara kejadian di Dijon dan serangan Sabtu di Joue-les-Tours, yang sedang diperiksa oleh jaksa anti-terorisme di Paris.

Penyerang di Joue-les-Tours, Bertrand, seorang keturuan Burundi berusia 20 tahun dan masuk Islam, telah menulis surat wasiat di mana ia meminta Tuhan untuk "memberinya kekuatan", kata jaksa Paris, Francois Molins, pada konferensi pers.

Badan intelijen telah mengamati dengan seksama saudara Bertrand,  Brice yang berusia 19 tahun setelah ibu mereka mengatakan kepada pihak berwenang bahwa Brice telah menjadi pengikut Islam radikal, kata Molins.

Dua hari sebelum menyerang kantor polisi, Bertrand meniru saudaranya dengan mem-posting bendera ISIS di halaman Facebook-nya, kata Molins.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER