Los Angeles, CNN Indonesia -- Sony Pictures mengatakan film komedi "
The Interview" bisa disewa atau dibeli lewat situs YouTube, Google Play, Microsoft Xbox Video dan situs film ini sendiri.
Perusahaan produksi film ini mengatakan layanan ini bisa diakses oleh penggemar film mulai hari Rabu (24/12) dengan harga US$5,99 untuk menyewa dan US$14,99 untuk membeli.
Sebelumnya Sony Pictures menarik film ini dari bioskop setelah serangan siber yang diduga dilakukan oleh Korea Utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korea Utara, yang menyangkal tuduhan ini, mengatakan film komedi mengenai rencana pembunuhan Presiden Kim Jong-un ini merupakan satu pernyataan perang. Dan para peretas menuntut Sony membatalkan peredaran film ini.
"Mengedarkan film ini penting bagi studio, terutama karena serangan terhadap bisnis dan pegawai kami oleh mereka yang ingin menghentikan kebebasan berpendapat," ujar Michael Lynton, direktur utama Sony Entertainment, dalam pernyataan tertulis.
"Kami memilih rute distribusi secara digital pertama kali agar bisa merengkuh orang sebanyak mungkin di hari pemutaran perdana, dan kami akan terus mencari mitra dan landasan lain untuk memperluas penyebaran film ini."
Sony sebelumnya mengatakan berusaha mencari landasan pengedaran film ini yang bisa dinikmati oleh sebanyak mungkin orang setelah jaringan bioskop besar menolak memutarnya.
Jaringan bioskop menolak memutar film ini karena ada ancaman serangan mirip dengan serangan 11 September 2001 dari kelompok yang meretas jaringan komputer Sony dan mempermalukan perusahaan ini dengan mengunggah serangkaian email dan informasi rahasia lain.
Sementara itu, Google Inc mengatakan sedang mempertimbangkan implikasi keamanan karena menayangkan film ini.
"Melihat situasi yang terjadi, implikasi keamanan menjadi perhatian utama kami," ujar David Drummond, kepala departemen hukum Google, dalam tulisan di blognya.
"Tetapi setelah membicarakan semua isu ini, Sony dan Google sepakat bahwa kami berdua tidak bisa diam saja dan membiarkan sejumlah orang menentukan batasan kebebasan berbicara di negara lain (sebodoh apapun isinya)."
Sementara itu, para pejabat mengatakan Jepang mulai bekerja untuk memastikan infrastruktur dasarnya aman dan menyusun reaksi diplomatik karena khawatir negara itu akan menjadi sasaran empuk dari kemungkinan serangan siber Korea Utara akibat perselisihan terkait peretasan Sony Pictures.
[Gambas:Video CNN]