Beijing, CNN Indonesia -- Sebuah universitas Tiongkok melarang perayaan Natal, menyebutnya sebagai budaya sampah dari luar dan tidak sesuai dengan kebudayaan Tiongkok..
Universitas, justru memutarkan film propaganda, seperti dilaporkan media pemerintah pada Kamis (25/12).
Universities Modern College yang berlokasi di Xian, menurut Beijing News, meletakkan spanduk-spanduk di sekeliling kampus dengan tulisan “Berjuang keraslah anak-anak Tiongkok, lawan liburan sampah dari Barat” dan “Lawan ekspansi budaya Barat”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang mahasiswa mengatakan kepada Beijing News bahwa mereka akan dihukum jika mereka tidak menghadiri pemutaran film propaganda selama tiga jam, yang menurut mahasiswa lain bercerita soal Konfusius. Sementara para mahasiswa menonton, para dosen berdiri untuk mencegat siapapun meninggalkan acara tersebut.
“Tidak ada yang bisa kami lakukan, kami tidak bisa kabur,” kata pelajar itu.
Sebuah mikroblog resmi yang dimiliki oleh komite universitas Komunis Tiongkok mem-posting seruan untuk para pelajar agar tidak “menjilat orang asing” dan lebih memperhatikan liburan tradisional Tiongkok seperti Festival Musim Semi.
“Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak orang Tiongkok yang mulai merasa festival Barat penting bagi mereka,” tulisnya.
“Di mata mereka, Barat lebih berkembang dari Tiongkok, dan mereka merasa hari libur mereka (Barat) lebih elegan dari kita, bahkan berpikir festival Barat lebih modern dan festival tradisional Tiongkok adalah hal yang kuno.”
Natal bukanlah hari raya tradisional bagi Tiongkok yang secara resmi adalah ateis. Namun Natal menjadi makin popules, terutama di kota-kota metropolitan di mana banyak anak-anak muda merayakannya, saling memberi hadiah dan menghias rumah mereka.
Budaya Barat biasanya populer di kalangan pemuda dan kalangan berpendidikan di Tiongkok dan itu menyebabkan Partai Komunis yang berkuasa menjadi tidak nyaman.
Wenzhou, sebuah kota di timur provinsi Zhejiang, telah melarang aktivitas Natal di sekolah dan taman kanak-kanak, menurut laporan media Xinhua.