Jakarta, CNN Indonesia -- Sarah Bajc masih belum mau berduka. Harapannya masih tinggi untuk menemukan kekasihnya, Phillip Wood, penumpang pesawat Malaysia Air MH370. Wanita asal Amerika Serikat itu yakin Wood masih hidup, tinggal tunggu waktu untuk ditemukan.
Bajc kini tinggal di Malaysia. Mimpinya bersama Wood adalah tinggal di Kuala Lumpur. Pada 8 Maret 2014 yang nahas itu, Wood terbang menuju Tiongkok untuk membantu Bajc membersihkan apartemennya di Beijing, lalu bersama pindah ke Malaysia.
"Saya belum berduka. Saya belum bisa menerima bahwa dia telah meninggal. Saya berutang padanya untuk mencari kebenaran," kata Bajc, dikutip dari Wall Street Journal, Minggu (21/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesawat MH370 dari Kuala Lumpur menuju Beijing itu hilang secara tiba-tiba dari radar tidak lama setelah tinggal landas.
Pesawat hilang misterius, penelusuran selama ini hanya teori, tidak ada sama sekali bukti konkret. Sebanyak 239 awak dan penumpang di dalamnya ikut raib tanpa bekas.
Perhitungan akhir, pesawat itu terbang memutari Indonesia, menghindari radar dan terbenam di perairan Samudera Hindia yang ganas ombaknya, ribuan kilometer sebelah barat benua Australia.
Sembilan bulan setelah pesawat hilang, pencarian masih belum membuahkan hasil, menjadikannya sebagai misteri penerbangan terbesar dunia.
Tragedi ini memicu solidaritas global. Sebanyak 26 negara menurunkan bantuan dengan mengirim pesawat, kapal dan teknologi canggih lainnya untuk sekadar berharap menemukan puing atau tanda-tanda kecil MH370. Namun sejauh ini nihil.
Hantaman keduaBelum lagi selesai perkara MH370, Malaysia Airlines kembali dihantam ujian untuk yang kedua kalinya.
Pesawat bernomor MH17 yang berangkat dari Amsterdam ke Kuala Lumpur ditembak jatuh di wilayah Donetsk Oblast, Ukraina, sekitar 40 kilometer dari perbatasan Rusia. Pesawat jatuh di wilayah perang antara Ukraina dan pemberontak pro-Rusia.
Penyelidikan menunjukkan bahwa pesawat mendapatkan hantaman keras dari luar yang tembus hingga ke kabin penumpang. Sebanyak 298 penumpang dan kru pesawat meregang nyawa.
Peristiwa ini tidak hanya menyebabkan kesedihan bagi para keluarga penumpang, namun memicu ketegangan antar negara.
Barat menuduh Rusia secara tidak langsung menyumbang tragedi ini. Pemerintah Moskow disebut-sebut menghibahkan persenjataan penyerang jet tempur pada pemberontak di Donetsk, yang diduga digunakan untuk menembak jatuh MH17.
Akibat tindakannya ini, Rusia diganjar sanksi dan embargo bertubi-tubi oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa. Pemerintah Vladimir Putin membantah terlibat dalam insiden itu.
Saat ini penyelidikan dilakukan dengan mengangkut seluruh badan pesawat ke Belanda untuk direka ulang.
"Pertanyaan paling pentingnya adalah 'apa yang terjadi dan siapa yang melakukannya?'," kata Jeremy, ayah Ben Pocock, pemuda 20 tahun asal Bristol, Inggris, salah satu penumpang MH17.
Tahun 2015 Serpihan MH17 saat ini sudah diangkut dari Ukraina timur dan berada di Belanda untuk direkonstruksi. (Reuters/Maxim Zmeyev) |
Insiden yang menimpa MH370 dan MH17 adalah dua peristiwa besar yang menghiasi halaman depan surat kabar di seluruh dunia yang diperkirakan misterinya masih akan terus berlanjut hingga tahun depan.
Namun tidak ada kepastian apakah selubung misteri ini dapat terpecahkan atau tidak.
Australia, Tiongkok dan Malaysia patungan menyewa penyelidik swasta dengan teknologi canggih untuk menyisir wilayah Samudera Hindia yang dimulai Oktober lalu.
Diperkirakan penyisiran wilayah seluas hampir 60 ribu kilometer persegi akan memakan waktu setidaknya hingga Mei 2015. Itupun, menurut Badan Pusat Koordinasi Gabungan Australia, jika tidak ada masalah dengan kapal, perlengkapan atau kendala cuaca.
"Ada perasaan tidak berdaya, perasaan lemah, dan rasa sakit yang dirasakan tidak mereda, malah semakin parah seiring berjalannya waktu," kata Liu Weijie, yang istrinya berada di pesawat tersebut, 100 hari setelah hilangnya MH370 tanpa jejak, dikutip ABC News.
Nasib sama dialami juga oleh MH17 yang penyelidikannya diperkirakan akan molor hingga Agustus 2015.
"Negara anggota tim investigasi gabungan (JIT) jatuhnya MH17 telah sepakat memperpanjang waktu penyelidikan sembilan bulan lagi," kata Menteri Kehakiman Australia Michael Keenan dalam pernyataannya 13 November lalu.
JIT terdiri dari Belanda, Ukraina, Australia, Belgia dan Malaysia.
Keenan mengatakan bahwa Australia tetap akan bekerja untuk mencari siapa yang bertanggung jawab atas jatuhnya MH17 dan menyeretnya ke pengadilan.
Kerugian ekonomiDua peristiwa ini membuat perekonomian Malaysia Airlines terpuruk. Perusahaan penerbangan nasional Malaysia ini merugi 576,11 juta ringgit atau lebih dari Rp2,2 triliun pada kuartal ketiga yang berakhir 30 September 2014, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pengamat penerbangan di Maybank mengatakan, tidak pernah ada satupun maskapai di dunia dalam sejarah penerbangan yang pernah mengalami dua bencana besar hanya dalam rentang waktu empat bulan.
Tragedi itu juga menyebabkan citra pariwisata Malaysia terpuruk.
Data pemerintah menunjukkan tahun 2013 Malaysia didatangi 25 juta wisatawan, yang mengisi pundi uang Jiran hingga US$20 miliar. Hampir 2 juta pengunjung berasal dari Tiongkok, atau 7 persen dari total wisawatan tahun 2013.
Malaysia menandai tahun 2014 sebagai "Visit Malaysia Year" dan menargetkan wisatawan sebanyak 28 juta orang.
Namun karena dua per tiga penumpang MH370 adalah warga Tiongkok, kedatangan turis asal Negeri Tirai Bambu pada April menurun hingga 20 persen. Belum lagi ditambah penculikan dan kekerasan di pesisir timur Malaysia, di negara bagian Sabah, oleh bandit dari Filipina.
Tidak menyerahAsa memang kian tipis, namun tidak hilang betul.
Bajc yang meyakini kekasihnya masih hidup menciptakan page Facebook "Finding Philip Wood" untuk menampung saran dari publik dan dia juga vokal berbicara pada media.
Bajc dan beberapa anggota keluarga penumpang MH370 berhasil mengumpulkan dana melalui situs urun-daya Indiegogo untuk membiayai perusahaan penyelidik swasta mencari bukti-bukti hilangnya MH370. Penyidik ini, kata Bajc, telah pergi ke banyak negara untuk melakukan wawancara.
Guru berusia 49 tahun ini juga telah mengumpulkan 300 masukan dari publik terkait MH370. Dia menyisir semua laporan dan meletakkannya berdasarkan tingkat kredibilitas informasi.
Dia yakin bahwa ada upaya menutupi kebenaran di balik hilangnya MH370, sebuah tuduhan yang selalu dibantah Malaysia Airlines.
"Saat kau menghilangkan harapan, sama seperti mematikan sirene pada ambulans, yang artinya sudah tidak ada harapan lagi," ujar Bajc.
(stu)