Jakarta, CNN Indonesia -- Penemuan puing pesawat AirAsia QZ8501 dan beberapa korban tewas di laut merupakan sebuah pencapaian penting dalam insiden yang terjadi Minggu pagi lalu.
Selanjutnya, ada beberapa pertanyaan yang belum terjawab. Terutama soal apa yang harus dilakukan selanjutnya. Berikut pertanyaan-pertanyaan tersebut:
Apa yang menyebabkan pesawat jatuh?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini adalah pertanyaan utama yang sampai kini belum terjawab. Diperkirakan butuh waktu berbulan-bulan untuk mengetahui apa yang terjadi setelah pesawat Airbus A320-200 itu hilang kontak dengan merasa pengawas.
Sebelum hilang dari radar, pilot meminta izin untuk meningkatkan ketinggian karena cuaca buruk.
Beberapa pengamat mengatakan bahwa pesawat itu kemungkinan mengalami kemacetan aerodinamis karena kurangnya kecepatan atau terbang dengan sudut terlalu tajam saat naik.
Pengamat lainnya mengatakan bahwa pilot kemungkinan tidak mendapatkan informasi yang cukup dari sistem mesin soal posisi dan keadaan pesawat, atau bisa jadi pesawat jatuh karena mesin rusak karena cuaca buruk.
Pertanyaan ini setidaknya akan bisa terjawab jika tim pencari berhasil menemukan kotak hitam yang merekam seluruh percakapan dalam kokpit.
"Sampai kita menemukan kotak hitam, kita tidak bisa tahu apa yang terjadi dengan mesin pesawat," kata Bill Savage, mantan pilot yang memiliki pengalaman terbang 30 tahun.
Bagaimana mengevakuasi jasad korban?Mengevakuasi korban akan menjadi prioritas pertama bagi tim Basarnas. Helikopter tim penyelamat bisa menurunkan penyelam untuk mengevakuasi jenazah atau mengumpulkan puing dari permukaan laut.
Peter Goelz, mantan direktur pelaksana Dewan Keamanan Transportasi Nasional mengatakan bahwa beberapa korban kemungkinan masih ada di dalam bangkai pesawat di kedalaman 43 meter di dasar laut.
Penyelam akan sulit mencapai kedalaman itu, kemungkinan memerlukan tabung penyimpanan di dalam laut, untuk meletakkan sementara jenazah dan turun lagi ke dasar laut untuk mengambil korban lainnya.
"Kau harus menemukan titik puing dan hal ini akan memakan waktu hingga seminggu atau 10 hari," ujar Goelz.
 Sejumlah Tim SAR membawa serpihan pesawat Air Asia QZ 8501 yang ditemukan KRI Bung Tomo di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa (30/12). (Antara Foto/Kenarel/ss/14) |
Bagaimana mengidentifikasi korban?Rumah sakit di Indonesia dan Surabaya telah bersiap untuk mengidentifikasi jasad penumpang QZ8501 dengan bantuan keluarga yang memberikan sampel DNA.
Namun ini bukan perkara mudah. Ada 162 orang di pesawat tersebut dan ada kemungkinan tidak semuanya ditemukan.
Salah satu jenazah ditemukan tanpa busana dan tidak mengenakan rompi penyelamat. Melihat dari keadaan korban, Goelz mengatakan bahwa peristiwa yang menyebabkan pesawat jatuh terjadi dengan sangat cepat.
Jika demikian, penumpang dan kru tidak punya waktu untuk bertindak, seperti disampaikan Mary Schiavo, pengacara dan mantan inspektur jenderal di Kementerian Transportasi AS.
Adakah kemungkinan korban selamat?Deborah Hersman, presiden Dewan Keamanan Nasional AS dan mantan ketua Dewan Transportasi Nasional AS mengatakan bahwa pada beberapa kecelakaan udara di masa lalu terdapat seorang penumpang yang selamat.
Namun dia menegaskan, hal serupa sepertinya sulit ditemukan pada insiden kali ini.
Tim pencari mengaku melihat bayangan pesawat di dalam air. Jika benar, lalu apa yang akan dilakukan?Jika klaim ini benar, kata Schiavo, maka akan mempermudah menemukan kotak hitam.
Dengan bantuan sonar, seharusnya tidak perlu waktu lama untuk mencari alat yang merekam percakapan para pilot tersebut.
Tim Taylor, penyelam yang berpengalaman selama 30 tahun sekaligus ahli teknik dan alat penyelaman mengatakan seharusnya jika pesawat sudah diidentifikasi maka tidak sulit menemukan kotak hitam.
 TNI Angkatan Udara (TNI AU) mengirimkan dua pesawat Hercules untuk mencari AirAsia QZ8501 yang hilang di lepas pantai Belitung, Jakarta, Senin (29/12/2014). Pencarian selama lebih dari 9 jam ini belum menemukan titik cerah tentang keberadaan pesawat tujuan Surabaya-Singapura tersebut. (Grandyos Zafna) |
Bagaimana menemukan dan mengangkat puing?Puing pesawat ditemukan di Selat Karimata, sekitar 110 mil laut baratdaya Pangkalan Bun, sekitar 6 kilometer dari lokasi terakhir pesawat hilang kontak.
Penyelam dan kapal dengan sonar dikirimkan ke perairan yang memiliki kedalaman 25 hingga 30 meter tersebut.
Schiavo mengatakan jarak puing dengan titik terakhir radar menunjukkan bahwa pesawat tidak hancur di udara, tetapi kemungkinan jatuh ke air dalam keadaan utuh.
Perairan yang dangkal juga akan membuat puing yang berbobot berat sulit terbawa ombak. Tim penyelamat akan mengumpulkannya dan merekonstruksinya sebagai bagian dari penyelidikan.
Namun menurut Taylor, hal pertama yang harus dilakukan adalah memetakan titik-titik ceceran puing untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat.
Apa yang bisa didapat dari puing yang sudah ditemukan?Di antara puing yang ditemukan adalah pintu darurat pesawat dan beberapa rompi penyelamat, memunculkan dugaan kru pesawat punya cukup waktu untuk mengeluarkan perangkat keselamatan sebelum pesawat menabrak air.
Namun Schiavo mengaku pernah melihat kecelakaan serupa dimana pintu darurat atau parasut terbuka tanpa disengaja.
"Pada banyak kasus, benda-benda itu terlepas saat pesawat menabrak air -- kita perlu mengetahuinya," kata Schiavo.
Apa yang harus dilakukan terhadap keluarga korban?Keluarga korban mengalami duka mendalam, beberapa dari mereka pingsan setelah mengetahui seorang penumpang ditemukan mengambang di laut.
 Keluarga korban menangis saat tim penyelamat menemukan jenazah dan puing pesawat. (Reuters/Beawiharta) |
Menurut Hersman, penting bagi pemerintah maupun maskapai untuk tetap terus memberi informasi jalannya penyelidikan. Selain itu keluarga juga harus dilindungi dari pemberitaan media, terutama saat ditampilkan gambar evakuasi korban.
Pesawat QZ8501 terbang dua jam lebih cepat dari jadwal. Haruskan ini diselidiki juga?Schiavo mengatakan, penyidik akan memperhitungkan fakta ini. Pesawat terbang lebih cepat dari jadwal tidak pernah terjadi di Amerika Serikat, namun tidak berarti hal ini dilarang di negara lain.
"Pertanyaan adalah mengapa. Apakah mereka mencoba menghindari cuaca buruk?" kata dia.
Sumber:
CNN