ANCAMAN TERORISME

MI5: Al Qaidah Berencana Serang Negara Barat

Reuters | CNN Indonesia
Jumat, 09 Jan 2015 09:14 WIB
Kepala dinas rahasia Inggris, MI5, mengatakan kelompok militan al Qaidah berencana melakukan serangan yang bisa menumbulkan korban besar di negara Barat.
Polisi Perancis berjaga di museum Louvre, MI5 memperingatkan kelompok al Qaidah Suriah berencana menyerang jaringan transportasi atau tempat-tempat terkenal. (Reuters/Gonzalo Fuentes)
London, CNN Indonesia -- Kepala dinas rahasia Inggris MI5 memperingatkan bahwa militan al Qaidah di Suriah merencanakan serangan dengan korban dalam jumlah besar di negara-negara Barat, kemungkinan pada sistem transportasi atau “lokasi terkenal”.

Andrew Parker yang berbicara setelah dua orang bersenjata membunuh 12 orang di kantor majalah satire Perancis, mengatakan bahwa serangan di Inggris sangat mungkin terjadi.

“Satu kelompok inti teroris al Qaidah di Suriah berencana melakukan serangan yang bisa memakan korban dalam jumlah besar di negara-negara Barat,” ujar Parker dalam pidato terbuka di kantor pusat MI5, London, yang jarang terjadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pidato yang memang telah direncanakan sebelum pembantaian di Paris itu, Parker mengatakan militan al Qaiah di Suriah berencana menyerang sistem transportasi umum atau tempat-tempat terkenal. di Barat.

Al Qaidah menewaskan hampir 3.000 orang ketika menyerang Amerika Serikat dengan membajak sejumlah pesawat pada 11 September 2001. Dan militan yang terinspirasi kelompok ini menewaskan 52 pengguna angkutan umum di London pada 7 Juli 2005 melalui serangan bom bunuh diri.

Pemimpin al Qaidah, Osama bin Laden, tewas di tangan pasukan khususu AS pada 2011 dan ancaman jaringan ini ke negara-negara Barat tampak berkurang dalam beberapa tahun belakangan.

Tetapi mata-mata Eropa dan Amerika Serikat khawatir bahwa militan al Qaidah di Pakistan ikut aktif di Suriah yang sedang dilanda perang, yang menurut sejumlah analis intelijen merupakan bagian dari rencana untuk melakukan serangan besar ke negara Barat.

Peringatan dari salah satu gembong mata-mata yang paling berpengaruh di Barat mencerminkan kekhawatiran yang semakin berkembang di kalangan para politisi negara Barat dan mitra mereka dari negara Arab, terhadap ancaman kelompok-kelompok militan di Suriah dan Irak.

“Tempat Gelap”

Parker mengatakan sekitar 600 ekstrimis asal Inggris telah berangkat ke Suriah dan sebagian besar bergabung dengan kelompok militan yang menyebut dirinya sebagai “Negara Islam” atau ISIS, yang telah menguasai sejumlah besar wilayah di Suriah dan Irak.

Kelompok yang merupakan pecahan dari al Qaidah telah memenggal dua wartawan Inggris, seorang warga Amerika Serikat dan dua pekerja bantuan Inggris dalam upaya menekan serangan udara koalisi internasional pimpinan AS.

Parker mengatakan militan ISIS di Suriah berencana melakukan serangan di Inggris dan mempergunakan cara canggih di media sosial untuk mendorong warga Inggris melakukan kekerasan ini.

Kepala MI5, yang didirikan pada 1909 untuk melawan kegiatan mata-mata Jerman sebelum Perang Dunia I, mengatakan pihaknya berhasil menghentikan “rencana teroris” yang bisa berakibat fatal di Inggris dalam beberapa bulan terakhir.
Polisi anti-terorisme Perancis masih terus mencari dua tersangka pelaku pembunuhan di kantor majalah Charlie Hebdo. (Reuters/Pascal Rossignol)
“Kita menghadapi tingkat ancaman keamanan serius yang sangat rumit untuk diatasi dan tidak akan berhenti secara signifikan dalam beberapa waktu ke depan,” ujar Parker, yang meminta agar dinas intelijen memiliki kekuasaan lebih besar untuk melakukan pengawasan pada komunikasi kelompok militan di internet.

Dia mengatakan badan-badan keamanan perlu memiliki akses mengikuti komunikasi tersebut.

“Kekhawatiran terbesar says sebagai Direktur Jenderal MI5 adalah kesenjangan yang semakin besar antara peningkatan ancaman dan ketidakmampuan mengatasinya,” kata Parker.

Twitter dan Facebook merupakan media sosial yang penting bagi para militan sehingga perusahaan-perusahaan teknologi yang besar harus memberi akses lebih besar bagi badan keamanan ke jaringan mereka.

“Tempat-tempat gelap yang digunakan kelompok yang berniat melukai kami untuk membuat rencana dan persekongkolan semakin banyak,” kata Parker. “Kami harus bisa mengakses komunikasi dan mendapatkan data terkait orang-orang itu ketika kami memiliki alasan kuat.” (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER