Paris, CNN Indonesia -- Seorang pemuda di Paris, Perancis, ketakutan setengah mati setelah namanya muncul sebagai salah satu pelaku penembakan, bersama dengan Said Kouachi dan Cherif Kouachi ke kantor media Charlie Hebdo yang menewaskan 12 orang. Dia langsung menyerahkan diri sesaat setelah namanya disebut.
Mourad Hamyd, pemuda 18 tahun yang masih sekolah SMA di Paris mengaku terkejut saat namanya disebut media sebagai "tersangka ketiga". Padahal, saat insiden penembakan terjadi, dia sedang berada di kelas.
Adik ipar Cherif Kouachi ini langsung menyerahkan diri pada Rabu, 7 Januari 2014, sesaat setelah namanya muncul di sosial media. Dengan gemetar dan ketakutan, dia datang sendiri ke kantor polisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia akhirnya dibebaskan pada Jumat pekan lalu setelah tidak terbukti terlibat, dalam keadaan masih tidak percaya, merinding dan ketakutan.
"Saya terkejut, sangat terpukul dengan peristiwa itu, tapi polisi memperlakukan saya dengan baik," kata pemuda yang masih tinggal dengan orangtuanya ini, terlihat lelah, dikutip Al-Arabiya, Minggu (11/1).
Beberapa saksi membenarkan bahwa Hamyd sedang berada di sekolah saat Kouachi bersaudara menembak mati 12 orang dan menjadi buronan selama tiga hari.
"Saya kaget, banyak orang yang mengatakan hal-hal buruk dan salah tentang saya di sosial media, padahal saya adalah siswa biasa yang tinggal dengan orangtua," kata Hamyd.
"Serangan itu sangat mengerikan, dan saya turut berbelasungkawa kepada keluarga korban," lanjut dia.
Hingga saat ini masih belum jelas mengapa namanya muncul terkait kasus tersebut. Namanya ramai dibicarakan di sosial media dan pemberitaan di seluruh dunia. Dia khawatir, tuduhan yang salah itu bisa merusak masa depannya.
"Saya berharap peristiwa ini tidak merusak masa depan saya. Saya tidak ada hubungannya dengan kasus ini, Cherif hanya kakak ipar saya dan hubungan kami tidak dekat," ujar dia.
Hamyd melanjutkan, Cherif jarang mengunjungi rumah mertuanya. Kakak Hamyd, istri dari Cherif, sempat ditahan polisi namun dibebaskan pada Sabtu lalu.
Jutaan orang turun ke jalan kota Paris untuk mengenang para korban di majalah Charlie Hebdo yang kerap menggambar karikatur Nabi Muhammad. Keluarga Hamyd mengatakan akan mengikuti aksi serupa di kota mereka, Charleville-Mezieres.
Namun Hamyd sendiri mengaku tidak akan ikut serta dengan harapan publik segera melupakan namanya dan dia bisa kembali melanjutkan hidup dengan tenang.