PENEMBAKAN DI PERANCIS

Uni Eropa: Jangan Terburu-Buru akibat Serangan Paris

Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 13 Jan 2015 05:33 WIB
Uni Eropa dorong anggota bekerja sama lebih erat untuk mencegah serangan teroris, tetapi tak ambil tindakan yang terburu-buru setelah serangan Paris.
Serangan teroris di Paris membuat Uni Eropa berupaya mempererat kerjasama keamana sesama anggota. (Reuters/Youssef Boudlal)
Brussels, CNN Indonesia -- Uni Eropa menginginkan negara anggota dan pasukan keamanan bekerja lebih erat untuk mengatasi ancaman kekerasan seperti di Paris tetapi memperingatkan untuk tidak bertindak terburu-buru.

Seorang juru bicara Uni Eropa, yang mengutip Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker, mengatakan untuk “berdiam diri sebelum mengambil aksi”. Dia menambahkan: “Tindakan kami harus berdasar pada refleksi bukan pada ketakutan.”

Minggu lalu Juncker meminta kerjasama yang lebih erat diantara pihak berwenang negara anggota  sementara peran Uni Eropa terbatas pada peran koordinasi dan mengawasi kewajiban hukum negara anggota untuk menghormati hak asasi manusia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Langkah-langkah mendesak itu antara lain: Komisi Eropa dan sejumlah negara anggota akan mendesak Parlemen Eropa mencabut keberatan yang melarang satu sistem pertukaran data penumpang pesawat terbang di dalam wilayah Uni Eropa.

Perdebatan terkait Catatan Nama Penumpang, PNR, yang sudah berlangsung bertahun-tahun menggarisbawahi ketegangan antara pengawasan lebih ketat terhadap tersangka yang berencana melakukan kekerasan dan kebebasan sipil, serta ras curiga diantara negara anggota dalam berbagi data intelijen. 

Pejabat Komisi Eropa mengatakan upaya meningatkan kerja sama kontra-terorisme sudah berjalan dan menghimbau konsultasi darurat terkait peningkatan lain yang perlu dilakukan

Latvia, yang menjadi tuan rumah pertemuan tingkat menteri Uni Eropa, membatalkan pertemuan darurat para menteri dalam negeri dan kehakiman.

Negara itu mengatakan akan memusatkan perhatian pada persiapan pertemuan yang sudah dijadwalkan pada akhir bulan ini dan bertujuan membuat usulan untuk dibawa ke pertemuan para pemimpin Uni Eropa pada Februari.

Ketika Perancis mengerahkan tentara di jalan-jalan negara itu, perdana menteri Hongaria meminta Eropa menutup pintu untuk imigrasi dan para menteri Uni Eropa sepakat untuk mempertimbangkan peraturan berkunjung bebas vias.

Pemeriksaan Perbatasan

Sementara itu sejumlah menteri dalam negeri Uni Eropa, dan pejabat Komisi Eropa serta wakil AS dan Kanada, menyepakati serangkaian prioritas antara lain upaya dalam mencegah warga di Eropa menjadi radikal oleh kelompok Islamis garis keras atau pergi ke Suriah untuk berlatih atau bertempur.

Tanpa memberi rincian lebih lanjut, mereka juga sepakat untuk mendorong kerjasama lebih erat di bidang intelijen, lalu lintas senjata dan kerja sama dengan Turki dan negara tetangga lain.

Dalam satu pernyataan para menteri ini mengatakan bahwa peraturan wilayah Schengen - yang mengijinkan kunjungan ke-28 negara anggota tanpa pemeriksaan paspor- harus diubah agar ada pengawasan lebih ketat.

Akan tetapi juru bicara Komisi Eropa mengatakan prioritas utamanya sekarang mendorong negara anggota benar-benar memanfaatkan peraturan yang ada terkait berbagi informasi tentang pengunjung.

Anggota Parlemen Eropa ikut sumbang suara dalam perdebatan terkait keamanan. Sebagian pihak yang tidak suka dengan Uni Eropa mengatakan imigrasi menjadi penyebab serangan dan mempertanyakan rekam jejak Uni Eropa dalam mengatasi kekerasan politik. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER