BANGUNAN BERSEJARAH

Taj Mahal Menguning, Warga Dilarang Bakar Kotoran Sapi

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Rabu, 14 Jan 2015 11:43 WIB
Pembakaran kotoran sapi untuk bahan bakar oleh warga telah menciptakan deposit karbon yang merusak warna tembok Taj Mahal di kota Agra, India.
Pembakaran kotoran sapi untuk bahan bakar oleh warga telah menciptakan deposit karbon yang merusak warna tembok Taj Mahal di kota Agra, India. (Ilustrasi/Wikipedia)
Agra, CNN Indonesia -- Warga India kini dilarang membakar kotoran sapi di dekat Taj Mahal. Pemerintah India mengeluarkan perintah ini pada Selasa (13/1) karena kini masjid yang terkenal dilapisi marmer putih itu berubah warna menjadi kuning.

Menurut Channel News Asia (13/1), pemerintah India memang telah lama memperjuangkan dampak polusi terhadap Taj Mahal yang terletak di utara Kota Agra ini. Kepala area Taj Zone, Pradeep Bhatnagar, mengatakan bahwa hal ini dilakukan untuk mengurangi deposit karbon di tembok Taj Mahal.

"Dari waktu ke waktu memang ada kekhawatiran akan berubahnya warna Taj. Jadi dalam rapat terakhir diputuskan untuk melarang pembakaran kotoran sapi untuk pembuatan bahan bakar dalam batasan kota," papar Bhatnagar dikutip oleh Channel News Asia (13/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, pemerintah juga memikirkan aspek estetika kota. "Ada aspek  estetis juga. Kami tidak mau tembok-tembok kota dilapisi kotoran sapi," ujar Bhatnagar.

Kotoran sapi kering biasanya digunakan warga di daerah pinggiran India sebagai bahan bakar untuk penghangat dan memasak. Para perempuan India membentuk kotoran tersebut seukuran buah melon lalu meratakannya di dinding agar kering.

Perubahan warna Taj Mahal telah diamati oleh para ahli dari berbagai universitas asal Amerika Serikat dan India yang berkolaborasi dengan Archaeological Survey of India. Dari hasil penelusuran mereka, ditemukan bahwa debu dan deposit karbon adalah penyebab utama menguningnya tembok Taj Mahal.

"Kami tidak dapat mencari lebih jauh tentang dampak debu, tapi kami menemukan sumber dari dampak partikel karbon yang merupakan hasil dari pembakaran bahan organik," ungkap Bhatnagar.

Sebagai pengganti, Bhatnagar mengatakan pemerintah akan mendorong masyarakat untuk menggunakan bahan bakar yang lebih bersih. Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan sumber gas. Truk-truk diesel juga telah disiapkan untuk menggantikan gas alami dan akan beroperasi mulai Juli mendatang.

Pada 1996, Mahkamah Agung India juga telah mengeluarkan larangan penggunaan batu bara bagi industri yang terletak di radius 10.400 kilometer persegi dari Taj Mahal.

Situs sejarah UNESCO ini dibangun pada masa pemerintahan Shah Jahan sebagai monumen bagi permaisurinya, Mumtaz Mahal, yang meninggal saat melahirkan bayi pada 1631. (den/stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER