Paris, CNN Indonesia -- Diterbitkannya kembali Charlie Hebdo tidak terlepas dari bantuan sumbangan berbagai lembaga media dan pemerintah Perancis. Sebelumnya, majalah satire itu mengalami kesulitan penjualan dan tirasnya semakin sedikit.
Hari ini, tepat sepekan setelah insiden yang menewaskan 12 orang di kantor Charlie Hebdo, Paris, majalah tersebut menerbitkan kembali edisi dengan sampul kartun Nabi Muhammad.
Penerbitan ini dibantu operasionalnya oleh harian Liberation yang bersedia mencetak dan menampung para staf Charlie Hebdo untuk rapat redaksi. Edisi kali ini dicetak dalam 16 bahasa dan dijual di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cetakan awal untuk edisi yang terbit Rabu (14/1) adalah satu juta eksemplar. Dua juta eksemplar lagi akan dicetak jika permintaan terus melonjak.
Majalah ini mengalami kesulitan penjualan dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi mereka membaik setelah menayangkan edisi kartun Nabi Muhammad yang berhasil terjual 100 ribu eksemplar.
Biasanya, majalah ini hanya mencetak 60 ribu eksemplar, seringkali tidak sampai setengahnya atau kurang dari 30 ribu eksemplar yang terjual.
Untuk cetakan kali ini, Charlie Hebdo mendapatkan suntikan dana dari The Digital Innovation Press Fund, sebuah lembaga bantuan dana bagi media di Perancis yang didukung Google sebesar 250 ribu euro atau lebih dari Rp3,7 miliar.
Dibentuk tahun 2013, misi awal pembangunan lembaga ini adalah untuk memberikan dana bagi media-media yang memiliki inovasi baru dalam era digital saat ini. Namun untuk kasus Charlie, lembaga ini membuat pengecualian dengan menggelontorkan dana tanpa syarat.
"Kami dalam proses mencari jawaban pengecualian untuk situasi yang dikecualikan," kata Ludovic Blecer, direktur pelaksana lembaga ini kepada USA Today, Kamis pekan lalu.
Bantuan juga datang dari media lainnya di Perancis, seperti Radio France, Le Monde dan France Televisions yang mengeluarkan pernyataan bersama menawarkan "bantuan sumber daya manusia dan materi yang diperlukan agar majalah itu terus hidup."
Dikutip Business Week, Google sendiri memberikan bantuan dana 250 ribu euro atau Rp3,7 miliar dan harian Inggris The Guardian membantu 125 ribu euro, setara Rp1,8 miliar.
Selain itu, dana juga bergulir dari pemerintah Perancis.
Setelah serangan pekan lalu, Menteri Kebudayaan Perancis Fleur Pellerin mengalokasikan anggaran pemerintah hingga 1 juta euro atau lebih dari Rp15 miliar untuk membantu operasional percetakan.
Charlie Hebdo adalah majalah mingguan yang terbit setiap Rabu selama 22 tahun terakhir. Tema yang diusung majalah satire ini tidak jauh dari menyindir agama, seks, kematian dan politisi.
Lima dari kartunis terbaiknya dengan nama pena Charb, Honore, Cabu, Wolinski dan Tignous, termasuk korban tewas dalam penyerangan yang dilakukan dua bersaudara Said dan Cherif Kouachi.
Tahun 2011, kantor majalah ini diserang bom Molotov setelah menayangkan kartun Nabi Muhammad. Sejak saat itu, kantor dan pemimpin redaksi Charlie Hebdo dikawal polisi.
(den/stu)