PEMBUNUHAN MODEL

Polisi Malaysia Pembunuh Model Ditangkap di Australia

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Rabu, 21 Jan 2015 17:54 WIB
Disinyalir menghindari hukuman mati di negaranya, seorang polisi Malaysia yang diduga membunuh model Mongolia ditangkap di Australia.
Pembunuhan model Mongolia, Altantuya Shaariibuu, disebut-sebut terkait dengan kasus korupsi yang diduga dilakukan mantan rekan Najib Razak, yang melibatkan kasus pembelian dua kapal selam Scorpene dari Perancis pada 2002. (Dok. Facebook Altantuya Najib Shaariibuu)
Brisbane, CNN Indonesia -- Pihak kepolisian Australia menahan Sirul Azhar Umar, salah satu dari dua polisi Malaysia yang diduga membunuh model Mongolia, Altantuya Shaariibuu, pada Rabu (21/1). Model tersebut diduga terkait dengan kasus korupsi yang melibatkan rekan Perdana Menteri Najib Razak.

Diberitakan Reuters (21/1), Sirul dan rekannya diduga membunuh Shaariibuu pada 2006. Dua tahun kemudian, mereka dinyatakan bersalah namun dibebaskan pada 2013.

Pembebasan tersebut dicabut oleh pengadilan Malaysia karena dianggap menghidupkan kembali kemarahan publik atas kematian mengerikan Shaariibuu. Pengadilan terhadap mereka lalu digelar kembali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Sirul dikabarkan tidak hadir dalam sidang pembacaan vonis di mana pengadilan mengeluarkan surat penahanan. Ia diganjar hukuman mati di Malaysia.

Sirul akhirnya tertangkap dan ditahan oleh petugas imigrasi di Brisabane, Australia, awal pekan ini. Hal ini dikabarkan oleh Inspektur Jenderal Kepolisian Malaysia, Tan Sri Khalid Abu Bakar, kepada harian The Star yang dikutip Reuters (21/1).

Media Australia, Australian Broadcasting Corporation, melaporkan bahwa Sirul sudah sampai di Australia sejak Oktober lalu.

"Departemen (Imigrasi) telah menahan seorang non-warga negara yang melanggar hukum kemarin di Brisbane. Departemen mengetahui pihak berwenang Malaysia sedang mencari orang ini. Namun, karena alasan privasi tidak dapat memberikan keterangan lebih lanjut," ujar seorang juru bicara Departemen Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan Australia kepada Reuters.

Australia tidak mengenal hukuman mati. Seperti dilansir Reuters, hal tersebut kemungkinan merupakan alasan Sirul memilih Australia sebagai tempat pelarian.

"Hukum ekstradisi Australia tidak bisa menindak seseorang yang telah dijatuhi hukuman mati di negara lain kecuali negara tersebut memberikan pernyataan kepada Australia bahwa hukuman mati tidak akan dijatuhi pada orang itu," tandas juru bicara tersebut dalam sebuah pernyataan.

Pembunuhan ini disebut-sebut terkait dengan kasus korupsi yang diduga dilakukan mantan rekan Najib Razak, yang melibatkan kasus pembelian dua kapal selam Scorpene dari Perancis pada 2002. Namun, Najib membantah keterlibatan Shariibuu dalam proyek tersebut. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER