Tokyo, CNN Indonesia -- Dua orang warga negara Jepang yang menjadi sandera ISIS di Suriah dikenal memiliki hubungan pertemanan. Wartawan perang Kenji Goto ditangkap ISIS saat hendak menyelamatkan kawannya, Haruna Yukawa.
Diberitakan Reuters, Rabu (21/1), Yukawa dilaporkan ditawan ISIS sejak Agustus lalu di Aleppo. Goto datang ke Suriah pada akhir Oktober lalu untuk membebaskan Yukawa yang dinyatakan hilang saat itu.
Yukawa yang bercita-cita menjadi kontraktor militer pergi ke Suriah sebagai bagian dari pembenahan dirinya setelah hampir bangkrut, kehilangan istrinya yang meninggal karena kanker dan percobaan bunuh diri. Pria 41 tahun ini bertemu Goto di Suriah pada April lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu Yukawa meminta Goto memandunya ke Irak dengan alasan ingin tahu cara bekerja di wilayah konflik. Mereka lantas pergi ke Irak bersama pada Juni 2014.
"Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia perlu seseorang yang berpengalaman untuk menemaninya," kata Goto kepada Reuters Agustus lalu, mengisahkan pertemuannya dengan Yukawa.
Yukawa kembali sendirian ke Suriah pada bulan Juli lalu, sementara Goto kembali ke Jepang. Saat mengetahui Yukawa diculik, Goto merasa harus pergi ke Suriah untuk menyelamatkannya.
"Saya perlu kembali ke sana, setidaknya sekali, untuk bertemu dengan
fixer saya dan menanyainya soal situasi terkini. Saya harus berbicara dengan dia langsung. Saya kira itu perlu," kata Goto. Fixer adalah warga lokal yang membantu wartawan asing sebagai penerjemah dan pemancu peliputan ke suatu daerah.
Tidak ada yang tahu bahwa Goto disandera sampai video ISIS muncul menampilkan kedua warga Jepang tersebut. ISIS dalam video itu meminta tebusan sebesar US$200 juta dan memberikan tenggat waktu selama 72 jam bagi pemerintah Jepang untuk membayarnya.
Pria 42 tahun itu bekerja sebagai wartawan perang sejak tahun 1996 dan punya reputasi sebagai jurnalis yang andal, piawai dan punya kewaspadaan tinggi di lokasi konflik. Dia bekerja untuk beberapa media Jepang, termasuk NHK.
"Dia paham apa yang harus dilakukan dan sangat waspada," kata Naomi Toyoda, yang pernah bekerja dengan Goto di Yordania tahun 1990an.
Goto masuk Kristen pada tahun 1997 dan menjadi pria yang religius. "Saya telah banyak melihat tempat-tempat buruk dan mempertaruhkan nyawa saya, tapi entah mengapa saya tahu Tuhan akan menyelamatkan saya," kata Goto pada majalah Jepang, Christian Today, pada Mei lalu.
Oktober lalu, istri Goto melahirkan seorang bayi. Goto memiliki dua anak. Putri sulungnya dari pernikahan pertamanya. Saat itu, Goto membuat rencana ke Suriah dan mengunggah beberapa video singkat di laman Twitternya. Salah satu videonya menampilkan pasukan anti-pemerintah di Aleppo, Suriah.
Pada 22 Oktober, dia mengirimkan email pada kawannya, seorang guru SMA, mengatakan akan pulang ke Jepang pada akhir bulan itu.
Menurut kawannya, Goto pergi dari Tokyo ke Istanbul, dari sana lalu masuk ke Suriah. Pesan terakhirnya yang dikirim pada 25 Oktober mengatakan bahwa dia telah melewati perbatasan dengan aman.
Goto merasa harus menyelamatkan Yukawa. "Apapun yang terjadi, ini adalah tanggung jawab saya," kata Goto dalam sebuah video singkatnya sebelum pergi ke Raqqa, wilayah yang diklaim ISIS sebagai ibukota mereka.
Itu adalah kali terakhir kabar Goto terdengar sebelum wajah dia muncul di video ISIS, mengenakan pakaian oranye.