PENYANDERAAN ISIS

Tenggat Waktu Kian Dekat, Ibu Sandera ISIS Mohon Pembebasan

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Jumat, 23 Jan 2015 10:13 WIB
Ibu Kenji Goto, jurnalis lepas yang disandera ISIS, memohon ISIS untuk melepaskan anaknya beserta satu sandera lain.
Menurut ibunya, Kenji bercita-cita untuk menyelamatkan anak-anak di medan perang. (Reuters/Toru Hanai)
Tokyo, CNN Indonesia -- Tenggat waktu pembebasan dua warga Jepang yang disekap oleh Negara Islam Suriah dan Irak (ISIS) semakin dekat. Ibunda dari salah satu sandera bernama Kenji Goto, Junko Ishido, memohon kepada ISIS untuk membebaskan anaknya.

"Kepada semua anggota ISIS, Kenji (Goto) bukan musuh ISIS. Tolong lepaskan dia. Hanya sedikit waktu yang tersisa sampai tenggat waktu," ujar Ishido dalam sebuah pernyataan seperti dikutip CNN (23/1).

Ancaman yang dilontarkan ISIS melalui sebuah video pada Selasa (20/1) tersebut akan jatuh tempo pukul 14.50 waktu Tokyo hari ini, Jumat (23/1). Jika pemerintah Jepang tidak memberikan uang tebusan sebesar US$200 juta, kedua warganya, Goto dan Haruna Yukawa, akan dibunuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ancaman tersebut tak pelak membuat Ishido larut dalam kesedihan. "Saya hanya bisa menangis selama tiga hari belakangan, dipenuhi kesedihan. Kata-kata tidak dapat menggambarkan perasaan saya. Kenji selalu menjadi anak baik sejak ia kecil. Ia selalu berkata, 'Saya ingin menyelamatkan nyawa anak-anak di zona perang,'" tuturnya.

Merasa ancaman tersebut juga merepotkan pemerintah Jepang, Ishido memanjatkan permohonan maaf. "Saya meminta maaf kepada pemerintah Jepang dan semua negara yang peduli atas masalah yang disebabkan anak saya," katanya.

Pemerintah Jepang telah melakukan segala upaya untuk berkomunikasi dengan ISIS. Namun, Kepala Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, menyatakan bahwa usaha tersebut tak berbuah hasil dan hingga Kamis (22/1) mereka belum mengetahui kondisi kedua sandera.

Kendati demikian, Jepang mengaku tidak menyerah dan akan terus mencoba berkomunikasi melalui orang ketiga seperti pemerintah setempat atau pemimpin suku-suku di Suriah.

"Kami akan menyelamatkan mereka secepatnya," kata Suga.

Namun, Suga kembali menekankan bahwa upaya penyelamatan ini dilakukan atas nama kemanusiaan, bukan alasan militer.

Secara konstitusional, Jepang dilarang mengambil aksi internasional kecuali untuk pertahanan negara. Oleh karena itu, Jepang tidak ikut campur dalam serangan udara internasional yang bersinergi untuk melawan ISIS.

Kendati demikian, tak menutup kemungkinan negara lain dapat membantu Jepang. Menurut Suga, Yordania akan membantu pengmanan pembebasan Goto dan Yukawa.

Laporan sebelumnya, permintaan tebusan lebih kecil

Salah satu media terpercaya Jepang mengabarkan, istri Goto pernah menerima surat elektronik yang berisi permintaan tebusan sebesar US$8 hingga 16 juta untuk pembebasan suaminya pada Desember lalu.

Pemerintah mencoba mencari konfirmasi apakah pengirim surat tersebut adalah ISIS. Jika ya, ada indikasi ISIS mau menerima tebusan lebih kecil. Namun, seperti dilansir CNN, pertanyaan yang tersisa sekarang adalah apakah pemerintah Jepang mau menggelontorkan dana untuk pembebasan para sandera.

ISIS terkenal dengan rekam jejak yang sangat kejam. Mereka tak segan merilis video pembunuhan para sandera sejak Agustus tahun lalu.

Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, sendiri telah meluncurkan ultimatum atas penyanderaan kedua warga negaranya. Abe menganggap penyekapan tersebut tidak dapat diterima.

Namun, hingga kini pemerintah Jepang belum menyatakan dengan jelas apakah mereka mau membayar tebusan itu.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER