Ingin Bermesraan, Pria Turki Dalam Burqa Dituduh ISIS

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Jumat, 23 Jan 2015 15:23 WIB
Dua pria Turki menyamar sebagai wanita dengan mengenakan burqa. Polisi menuduh mereka terkait ISIS, padahal mereka hanya ingin bertemu pacar.
Turki, yang berdekatan dengan Suriah dan Irak, memang tengah meningkatkan sistem keamanan, dan pengawasan terkait dengan kemungkinan perekrutan jihadis ISIS. (Ilustrasi/Getty Images/burqa)
Mardin, CNN Indonesia -- Dua pria Turki yang menyamar sebagai wanita dengan mengenakan burqa, atau pakaian khas wanita Arab, ditahan atas dugaan terkait dengan kelompok militan ISIS. Membantah dugaan tersebut, mereka mengaku hanya ingin bertemu dengan pacar mereka secara diam-diam.

Menurut pernyataan yang dirilis Kantor Gubernur Mardin, Turki, pada Rabu (21/1), kedua pria yang bersembunyi di dalam burqa tersebut diidentifikasi hanya dengan inisial mereka, yaitu MD dan ZT.

Dilaporkan media Turki, Hurriyet Daily, penyamaran kedua pria ini terbongkar ketika seorang polisi yang tengah mengendarai motor mencermati bahwa salah seorang pria yang mengenakan burqa memakai sepatu pria. Burqa adalah pakaian khas wanita Arab yang menutupi seluruh tubuh pemakainya, dari ujung kepala hingga kaki. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi kemudian membawa mereka ke kantor polisi terdekat, sebagai tindakan pencegahan terhadap upaya karena kedua pria ini telah dikepung massa yang marah atas aksi mereka.

"Hasil penyelidikan mengungkapkan bahwa kedua pria ini mengenakan burqa untuk menyembunyikan hubungan cinta mereka," bunyi pernyataan dari Kantor Gubernur Mardin, dikutip dari Hurriyet Daily, Jumat (23/1).

Menurut kantor berita Dogan, kedua pria ini terpaksa menyamar sebagai wanita dengan mengenakan burqa untuk bertemu dengan pacar mereka yang tidak disetujui oleh masing-masing keluarga.

Turki, yang bertetangga dengan Suriah dan berlokasi dekat dengan Irak, memang tengah meningkatkan sistem keamanan dan pengawasan terkait dengan kemungkinan perekrutan jihadis ISIS. Berbagai serangan dari kelompok militan ISIS di Suriah dan Irak serta ancaman lainnya di negara lain, menimbulkan ketegangan, khususnya di Turki tenggara.

Bahkan, memanjangkan jenggot, yang menjadi tren di sejumlah selebriti dan pemain bola Turki, sempat dilabeli sebagai jihadis. Dilaporkan pada Oktober 2014, sejumlah tukang cukur di provinsi Diyarbakır, tenggara Turki, menerima banyak permintaan untuk mencukur jenggot para pelanggan yang khawatir dicap jihadis. (ama/stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER