Pakar Forensik AS Benahi Polisi Pakistan

Reuters | CNN Indonesia
Senin, 26 Jan 2015 15:59 WIB
Pakar forensik kenamaan Amerika Serikat membantu kepolisian Pakistan dalam menjerat tersangka kejahatan melalui bukti-bukti fisik yang ditemukan di TKP.
Ilmuwan forensik mulai membenahi kemampuan polisi dalam mengumpulkan bukti fisik kasus-kasus kejahatan di negara ini. (Reuters/Zohra Bemsemra)
Lahore, CNN Indonesia -- Sebagai salah satu ilmuwan forensi kenamaan Amerika Serikat, Mohammad Tahir, berhasil mengungkap bukti yang memenjarakan Mike Tyson dalam kasus pemerkosaan, pembunuh kambuhan John Wayne Gacy dan membersihkan nama dokter Sam Sheppard dalam kasus pembunuhan isterinya.

Tahir sekarang mengambil tugas yang paling berat, menerapkan keahliannya di Pakistan, negara miskin dengan 180 penduduk yang terus dilanda kejahatan dan militansi.

Tetapi menangkap penjahat bukanlah masalah terbesar yang dihadapi Tahir, melainkan bekerja dengan sistem peradilan pidana kuno Pakistan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mendapatkan bukti merupakan pelajaran baru bagi banyak pihak yang bergerak di bidang penegakan hukum Pakistan.

Kasus-kasus di negara itu seringkali hanya bergantung pada pernyataan saksi yang dengan mudah disuap atau diintimidasi.

Tersangka kejahatan terorisme dan pembunuhan biasanya bebas dari dakwaan.

Untuk itu Tahir, yang memiliki hobi membaca dan berkebun, menerapkan satu tujuan: mempromosikan ilmu forensik.
Mohamad Tahir merupakan ahli forensik kenamaan di Amerika Serikat yang berhasil mendapatkan bukti fisik dalam kasus besar seperti kasus pemerkosaan yang melibatkan Mike Tysson. (Reuters/Zohra Bemsemra)
“Bukti-bukti fisik tidak akan berbohong, tidak bisa membohongi diri sendiri seperti manusia,” ujar ilmuwan berusia 65 tahun itu. “Bukti fisik adalah saksi bisu…Kami membuatnya berbicara di pengadilan.”

Tahir, yang memiliki dua kewarganegaraan Amerika dan Pakistan, memiliki laboratorium forensik di AS.

Selama 36 tahun di abekerja dengan polisi Amerika Serikat dan membantu Badan Penyelidik Federal, FBI, membuat buku pegangan forensik.

Pada 2008, ketika serangan militan di Pakistan meningkat, menteri utama Punjabi meminta bantuannya: merancang laboratorium forensik baru di Lahorea bernilai US$31 juta.

Tahir dipersilahkan memilih sendiri ilmuwan forensik dan mencoba menerapkan standar baru dalam memecahkan kasus kejahatan.

Lab ini selesai dibangun pada 2012, dan pada awalnya tidak banyak yang dikerjakan.

Tetapi sekarang, lab yang dibangun oleh negara bagian Punjab ini memeriksa sekitar 600 kasus kejahtan per hari, dan bisa dengan mudah menangangi dua kali lipat kasus jika lebih banyak polisi yang memanfaatkan laboratorium ini.

“Polisi di sini tidak terdidik, mereka tidak tahu kemampuan kami. Kami harus mengajari mereka,” kata Tahir.

Masalah Polisi

Laboratorium mewah yang baru ini dengan cepat menyadari tidak banyak polisi yang mengetahui pentingnya mengamankan tempat kejadian perkara, dan mengumpulkan bukti.

Sampel DNA yang dikumpulkan dalam kondisi buruk, sementara pistol yang harus diperiksa sudah bercampur dengan sidik jari petugas polisi.

“Jika sampah yang masuk, sampah pula yang akan dihasilkan,” jelas seorang ahli forensik di laboratorium itu kepada kantor berita Reuters sementara koleganya dengan hati-hati membuka bungkus tulang tubuh perempuan yang ditemukan di satu sungai.

Untuk mengubah itu, Tahir membentuk unit melokalisasi tempat kejadian perkara dan mulai melatih polisi.

Sekarang departemen DNA mengatakan sekitar setengah sampel yang mereka terima dibungkus dengan baik.

“Mereka semakin bagus,” ujar Tahir. Sejauh ini 3.100 polisi dari 185 ribu yang berhasil mendapat pelatihan.

Tetapi kemajuan berjalan lambat. Inspektur Polisi Punjab Jenderal Mushtaq Sukhera mengatakan polisi baru mengamankan sedikit TKP.

Seoran pejabat di sistem peradilan mengatakan bahwa seorang detektif bahkan merekam sidik jarinya sendiri bukan tersangka dalam puluhan kasus yang ditanganinya.

Sebagian polisi bahkan mencoba mempermainkan sistem. Seorang jaksa dan ilmuwan mengatakan kepada Reuters bahwa polisi kadang meletakkan peluru di TKP dan pistol di tangan tersangka.

Pengadilan biasanya memandang polisi sebagai pihak yang tidak bisa diandalkan.

Pengakuan di depan polisi dianggap tidak bisa diterima secara sah karena tersangka seringkali disiksa untuk memberi pengakuan.

Polisi mengatakan mereka semakin bisa mengikuti aturan yang telah diterapkan.

“Biasanya metode cepat untuk mendapatkan pengakuand ari tersangka,” kata Sukhera. “(Tetapi sekarang) menurut saya jarang sekali polisi menyiksa tersangka.”

Tahir melarang polisi masuk ke laboratorium untuk mencegah mereka ikut campur dalam proses forensik.

Ketika Reuters berkunjung ke laboratorium, terlihat polisi menunggu dengan sabar di ruang bawah tanah, sebagian memegang paket bertutup kain yang disegel dengan lilin dan benang merah.
Kemampuan polisi Pakistan mengamankan tempat kejadian perkara sangat rendah sehingga banyak barang bukti fisik yang terkontaminasi. (Reuters/Zohra Bemsemra)
Sekitar selusin polisi memegang botol yang akan diuji kadar alkohol, yang dilarang di Pakistan. Seorang polisi membawa pistol dan seorang lagi memegang kotak berisi potongan tubuh.

Krisis Pengadilan

Setelah laboratorium membuat laporan, jaksa penuntut menerimanya.

Tetapi hakim, pengacara dan saksi seringkali diancam atau dibunuh. Pengadilan memiliki lebih dari satu juta kasus yang belum ditangani.

Hasilnya, angka keputusan pengadilan pun rendah.

Pengadilan anti-terorisme menjatuhkan keputusan sekitar sepertiga dari kasus yang ada, dan setengahnya ditolak di pengadilan banding.

Kurang dari seperempat tersangka pembunuh dijatuhi hukuman .

Tetapi Tahir mengatakan laboratorium itu juga berhasil meraih prestasi.

Seorang tersangka mengaku meracuni isterinya yang berasal dari Skotlandia berdasarkan bukti dari departemen toksikologi dan mesin pencatat kebohongan.

Dua orang mengaku polisi memasang rompi bunuh diri di tubuh mereka, tetapi mereka dinyatakan bersalah setelah bagian komputer laboratorium itu berhasil menemukan video yang telah dihapus dari telepon mereka yang membuktikan kejahatan mereka.

Seorang pria yang memperkosa dan membunuh anak berusia lima tahun di satu masjid berhasil ditemukan lewat DNA, tujuh tersangka lain dibebaskan.

“Di satu sisi, kita membebaskan seseorang,” ujar Tahir. “Dan di sisi lain kita menemukan orang yang melakukan satu kejahatan. Itu yang membuat kami senang.” (yns)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER