Kairo, CNN Indonesia -- ISIS Mesir mengklaim bertanggungjawab atas serangkaian serangan yang menewaskan setidaknya 17 personel keamanan dalam aksi kekerasan antipemerintah terburuk dalam beberapa bulan terakhir.
Serangkaian cuitan dari akun Twitter dari Provinsi Sinai mengklaim bertanggungjawab atas empat serangan di provinsi Sinai Utara dan Suez pada Kamis (29/1) malam.
Ansar Bayt al-Maqdis, kelompok militan Mesir paling aktif, tahun lalu mengubah namanya menjadi Provinsi Sinai setelah menyatakan diri setia pada ISIS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Mesir memang menghadapi perlawanan kelompok Islamis di Sinai dan juga masyarakat yang semakin tidak puas akibat taktik keras di sektor keamanan.
Serangan perama terjadi di satu markas militer dan hotel di ibukota provinsi Sinai Utra yang menewaskan 25 orang dan melukai setidaknya 58 lainnya. Korban meliputi sembilan warga sipil.
Harian pemerintah Mesir al-Ahram mengatakan kantornya di kota Al-Arish yang terletak di seberang gedung-gedung militer “hancur”, meski belum jelas apakah kantor ini merupakan sasaran pengemboman.
Setelah itu, sejumlah orang yang diduga militan membunuh seorang mayor dan melukai enam personel militer lain di pos pemeriksaan Rafah, menyusul ledakan bom pinggir jalan di kota Suez yang menewaskan seorang polisi dan serangan di pos pemeriksaan di sebelah selatan Al-Arish yang melukai empat tentara.
Setelah klaim Provinsi Sinai ini, sumber-sumber keamanan mengatakan seorang tersangka militan tewas ketika mencoba meletakkan bom di satu gardu listrik Port Said.
Kelompok militan berbasis di Sinai ini telah menewaskan ratusan anggota militer sejak Presiden Mohamed Mursi dari kelompok Ikhwanul Muslimin disingkirkan dari kekuasaan setelah terjadi proset massal menentang pemerintahannya itu.
Pernyataan militer Mesir di laman Facebooknya menyebut bahwa serangan itu dilakukan setelah pemerintah berhasil menekan para militan.
Departemen Luar Negeri AS mengutuk serangan itu dan mengeluarkan pernyataan: “Amerika Serikat tetap mendukung upaya pemerintah Mesir mengatasi ancaman terorisme di negara itu yang merpuakan bagian dari komitmen kami terhadap kemitraan strategis antara kedua negara.”
(yns)