Jakarta, CNN Indonesia -- Yordania dilaporkan telah menghukum gantung tahanan wanita yang diinginkan ISIS pada Rabu (4/2) setelah kelompok itu merilis video yang berisi eksekusi pilot Yordania dengan dibakar hidup-hidup.
Selain tahanan wanita, Sajida al-Rishawi, Yordania juga mengeksekusi mati Ziyad Karboli, seorang anggota senior al-Qaidah yang didakwa atas perencaaan serangan kepada kerajaan Yordania.
Sajida al-Rishawi, wanita militan yang berasal dari Irak, dijatuhi hukuman mati karena perannya dalam serangan bom bunuh diri yang menewaskan 60 orang pada 2005 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Ziyad Karboli, seorang anggota al-Qaidah Irak, yang dihukum pada 2008 karena membunuh seorang warga Yordania.
Eksekusi keduanya dilaksanakan saat fajar, kata seorang sumber keamanan, hanya beberapa jam berselang setelah video pembakaran al-Kassasbeh dirilis ISIS pada Selasa (3/2) malam.
Yordania, yang ikut serta dalam serangan udara pasukan koalisi yang dipimpin AS mengatakan akan merespon pembunuhan sang pilot dengan “kuat, menggetarkan bumi dan pasti.
Nasib al-Kassasbeh, yang berasal dari suku terkemuka dan setia pada kerajaan Yordania, telah menjadi teka-teki bagi rakyat Yordania selama berminggu-minggu sejak ia ditangkap oleh ISIS setelah jet tempurnya jatuh di Raqqa, Suriah, jantung ISIS.
Namanya kembali mencuat ke dunia internasional, ketika ISIS menghendaki pertukaran sandera. ISIS meminta pembebasan al-Rishawi untuk ditukar dengan tahanan Jepang, Kenji Goto, pada 29 Januari saat matahari terbenam di perbatasan Turki, atau nyawa al-Kassasbeh melayang.
Kala itu, Yordania mengatakan mereka bersedia menukar al-Rishawi, asalkan ISIS memberikan bukti bahwa al-Kassasbeh masih hidup.
Menurut Yordania, meski video eksekusi al-Kassasbeh baru dirilis kemarin, ia sebenarnya sudah dieksekusi pada 3 januari lalu.
Peristiwa yang menimpa Yordania juga membuat opini di masyarakat Yordania terbelah. Banyak yang memprotes keterlibatan Yordania dalam pasukan koalisi, perang yang bukan menjadi milik mereka dan malah membahayakan warga Yordania.
Raja Abdullah mempersingkat kunjungannya ke Amerika Serikat untuk kembali ke Yordania setelah kabar tentang kematian al-Kasaesbeh.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi, ia mengatakan pembunuhan pilot adalah tindakan "teror pengecut" oleh kelompok menyimpang yang tidak memiliki hubungan dengan Islam.
(stu)