Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Timor Leste mengirimkan surat pengunduran dirinya pada Presiden hari ini, Jumat (6/2). Menggantikannya, Xanana menunjuk Rui Araujo, politisi dari partai oposisi Fretilin, sebuah langkah yang tidak biasa dalam perpolitikan.
Juru bicara koalisi pemerintahan yang terdiri dari tiga partai, sekaligus Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Timor Leste, Mariano Assanami Sabino, mengatakan Xanana ingin menunjukkan pada dunia soal proses demokratisasi dengan karakteristik Timor Leste dengan memilih Rui.
"Dia ingin memberi contoh pentingnya kebersamaan rakyat Timor Leste dalam membangun negaranya. Dia juga ingin memberi pelajaran pada partai bagaimana bisa mengambil hikmah dari peristiwa ini untuk membangun Timor Leste ke depan," kata Mariano kepada CNN Indonesia, Jumat (6/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penunjukkan Rui dianggap mengejutkan oleh Gordon Peake, pengamat Timor Leste dari Universitas Nasional Australia. Dia mengatakan bahwa manuver xanana ini tidak biasa di dunia politik.
"Ini sangat tidak biasa. Seperti jika Tony Abbott mundur dan menjadi menteri di pemerintahan yang dipimpin Bill Shorten," kata Peake, dikutip dari Sydney Morning Herald, menyebut PM Australia Tony Abbott dan pemimpin oposisi Bill Shorten.
"Ini adalah contoh betapa politik Timor tidak bisa diprediksi. Yang juga menarik adalah tidak adanya suasana krisis. Ini adalah transisi yang berjalan tertib," lanjut Shorten lagi.
Rui adalah salah satu anggota Fretilin yang sempat menjabat menteri di pemerintahan pertama Timor Leste. Saat ini, Rui adalah profesional yang menjadi penasihat menteri keuangan. Marinao mengatakan, karena selalu berada dekat dengan perdana menteri, Rui tidak lagi terlihat seperti oposisi.
Selain itu, jelas Mariano, posisi oposisi di parlemen Timor Leste semakin tidak kentara. Sikap oposisi juga terlihat mulai sejalan dengan pemerintah. Buktinya, kata dia, oposisi sudah dua tahun berturut-turut menyetujui anggaran belanja yang diajukan pemerintah.
"Xanana ingin menunjukkan bahwa kemenangan partai bukan berarti bisa berjalan sendiri, tapi bisa juga memanfaatkan potensi sumber daya manusia di luar partai," ujar Mariano.
Ini bukan kali pertama Gusmao memberikan porsi di pemerintahan pada oposisi. Tahun 2013, Gusmao telah memberikan pemimpin Fretilin Mari Alkatiri tanggung jawab memimpin pengembangan daerah Oecusse, tempat pertama kali tentara Portugis berlabuh 500 tahun lalu.
Mariano mengatakan, langkah pemerintah ini juga menunjukkan kenegarawanan Xanana dalam menata demokrasi di Timor Leste. "Kami menghadapi perubahan radikal ini dengan berhati besar. Bagi kami kepentingan nasional lebih utama," ujar Mariano.
(stu)