Washington, D.C., CNN Indonesia -- Sebuah sayap kelompok militan ISIS diperkirakan akan melancarkan sejumlah penculikan yang menargetkan warga negara-negara Barat dan negara lainnya yang berada di kawasan Timur Tengah.
Dilaporkan
CNN, sumber keamanan Timur Tengah menyatakan bahwa desas-desus rencana ini sudah santer terdengar sejak pertengahan tahun lalu.
Menurut sumber intelijen yang berbicara dengan syarat anonimitas tersebut menyatakan ISIS menargetkan warga Barat di sejumlah negara, seperti Libanon dan Yordania. Setelah diculik, para sandera akan dibawa ke Suriah dan diperkirakan akan muncul dalam video propaganda berikutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Informasi ini menguatkan dugaan bahwa ISIS akan menculik lebih banyak sandera. Hingga saat ini, setidaknya sudah tujuh video berkualitas tinggi yang dirilis kelompok teror ini.
CNN mencatat, sulit untuk mengetahui jumlah pasti tawanan ISIS dan kelompok lainnya. Keluarga korban penculikan biasanya memilih bungkam dan tak melaporkan kasus penculikan karena khawatir akan keselamatan para korban.
Kelompok militan yang berbasis di Raqqa, Irak, diduga memiliki sumber daya keuangan untuk menyelinap di berbagai daerah perbatasan dan menyuap penjaga keamanan yang mungkin bersimpati pada perjuangan mereka.
Sebagian besar dana kelompok ini berasal dari uang tebusan dibayar bagi pembebasan sandera lainnya.
CNN juga mencatat, sebuah kelompok afiliasi ISIS di Mesir mungkin tertarik untuk membantu menculik warga dari negara Barat.
Terkait dengan laporan ini, komentator keamanan nasional CNN dan mantan Republikan, Mike Rogers menyatakan laporan tersebut "sangat masuk akal".
Rencana yang lebih menakutkan, menurut para pengamat, adalah kelompok radikal lainnya juga berupaya menculik warga Barat, untuk dijual kepada ISIS.
"Ini adalah bisnis uang tunai. Kita tak boleh lengkah tentang (rencana) ini," kata Rogers, dikutip dari CNN, Sabtu (7/2).
Banyaknya pengungsi yang keluar dari Suriah menuju Lebanon dan Yordania bisa menjadi sarana penyamaran bagi anggota ISIS agar aman melintasi perbatasan. ISIS juga diduga kuat tengah mencoba untuk menangkap para pekerja bantuan di kamp-kamp pengungsi.
Menurut Letnan Kolonel Rick Francona, pensiunan pilot dan mantan atase militer AS di Suriah, hingga saat ini masih terdapat banyak simpatisan ISIS di Yordania utara, yang berbatasan langsung dengan Suriah.
"Perbatasan tersebut mudah disusupi," kata Francona.
Sebelumnya, ISIS mengklaim bahwa serangan udara yang diluncurkan Yordania di luar kota Raqqa, Irak, pada Jumat (6/2) telah menewaskan seorang sandera wanita Amerika Serikat bernama Kayla Mueller. Kayla, seorang pekerja kemanusiaan dilaporkan hilang di Suriah pada Agustus 2013 lalu.
Klaim tersebut ditampik oleh Yordania, sementara AS belum dapat mengkonfirmasi kabar tersebut.
(ama/obs)