Kuala Lumpur, CNN Indonesia -- Pesawat AirAsia X dengan nomor penerbangan D7172 terpaksa batal menuju Jeddah, Arab Saudi, setelah lepas landas di Kuala Lumpur, Malaysia pada Minggu (8/2) karena terkendala gangguan teknis.
Dilaporkan kantor berita Malaysia, Bernama, setelah lepas landas dari Kuala Lumpur, pilot pesawat tersebut memutuskan membatalkan penerbangan dan berputar-putar di sepanjang Selat Malaka untuk menghabiskan bahan bakar, sebelum mendarat kembali dengan selamat di di bandara internasional Kuala Lumpur pada pukul 5.40 sore.
Dalam siaran persnya, AirAsia X menyatakan bahwa semua penumpang dan awak pesawat dalam keadaan selamat. Penumpang dipindahkan ke pesawat lainnya yang dijadwalkan berangkat pada waktu yang berdekatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai tindakan pencegahan, dan sesuai dengan semua standar keamanan dan keselamatan internasional, pesawat kembali dan mendarat dengan aman di KLIA (Kuala Lumpur International Airport) pada pukul 05:40," bunyi pernyataan resmi dari AirAsia X, dikutip dari Bernama, Minggu (8/2).
Tony Fernandes, CEO AirAsia mengkonfirmasi bahwa pesawat mengalami gangguan teknis dalam "skala kecil" setelah lepas landas.
"Satu sistem auto-thrust tidak berfungsi dengan baik. Sebenarnya, pesawat tetap dapat terbang tetapi kami memutuskan untuk kembali mendarat," kata Tony Fernandes, dikutip dari Channel NewsAsia, Minggu (8/2). '
Sistem
auto-thrust merupakan sistem yang digunakan untuk memastikan pesawat terus melakukan perjalanan pada kecepatan yang stabil. Fernandes menegaskan pesawat bertipe A330 Airbus tersebut dioperasikan oleh operator jarak jauh dari AirAsia Group.
Gangguan teknis juga dikonfirmasi oleh Menteri Transportasi Malaysia Datuk Seri Liow Tiong Lai dalam cuitannya di Twitter.
Sementara, situs pelacakan penerbangan menunjukkan bahwa AirAsia X D7172 terbang beberapa saat di atas Selat Malaka untuk membakar bahan bakar. Fernandes menyebutkan tindakan tersebut adalah sebuah "manuver rutin" tindakan pencegahan karena pesawat penuh dengan bahan bakar yang tadinya akan digunakan selama penerbangan beberapa jam ke kota Arab Saudi.
"Hanya untuk membakar bahan bakar yang tadinya akan digunakan utuk Jeddah," kata Fernandes.
Situs pelacakan penerbangan, Flightradar24 menyatakan pesawat harus menghabiskan bahan bakar untuk menurunkan berat muatan, agar pendaratan aman.
Maskapai penerbangan AirAsia menjadi sorotan sejak kecelakaan AirAsia QZ8501 tujuan Surabaya-Singapura pada akhir Desember lalu. Kecelakaan yang diduga menewaskan seluruh penumpang dan awak pesawat tersebut merupakan kecelakaan pertama yang dihadapi maskapai asal Malaysia tersebut.
Sementara, penerbangan di Malaysia mulai menjadi sorotan, sejak insiden Malaysia Airlines MH370 tujuan Kuala Lumpur Beijing, yang hilang pada 8 Maret 2014 dan menyebabkan 239 penumpangnya tewas. Belum lagi, insiden Malaysia Airlines MH17 yang diduga ditembak jatuh di daerah perbatasan Ukraina pada 17 Juli lalu.
(ama)