Ribuan Tisu WC Bergambar Pemimpin Hong Kong Disita

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Senin, 09 Feb 2015 17:38 WIB
Tidak ada alasan apapun dari aparat terkait penyitaan 8.000 gulung tisu toilet tersebut, namun diduga terkait aksi protes menuntut demokrasi di Hong Kong.
Tisu toilet bergambar pemimpin Hong Kong telah dijual sejak tahun lalu, namun situasi kali ini berbeda dengan protes menuntut demokrasi yang terjadi. (Reuters/Bobby Yip)
Shenzen, CNN Indonesia -- Setidaknya 8.000 gulung tisu toilet dan 20 ribu bungkus tisu bergambar kartun Kepala Eksekutif Hong Kong, Leung Chun-ying, diamankan oleh kepolisian Tiongkok pada Sabtu (7/2).

Seperti dilansir Sputnik akhir pekan lalu, dalam gulungan tisu tersebut Chun-ying digambarkan memiliki taring dan terdapat tulisan "bohong" di dahinya. Di gulungan tisu lain terlihat Chun-ying membawa simbol palu dan arit simbol Partai Komunis Tiongkok.

Ribuan tisu tersebut disita dari sebuah pabrik di kota Shenzhen. Lo Kim-hei, wakil ketua Partai Liberal Hong Kong mengatakan bahwa tidak alasan dari aparat terkait penyitaan ribuan tisu senilai US$12.900 atau setara Rp162,7 juta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Lo, tisu itu dibuat untuk menyambut perayaan Tahun Baru Imlek. Sebelumnya awal tahun lalu, tisu serupa juga dijual di jalan-jalan kota Hong Kong jelang Imlek. Namun kali ini, kata Lo, situasinya berubah karena ketegangan antara aktivis dengan pemerintah.

"Saya rasa pemerintah Tiongkok tidak suka orang mencemooh pejabat pemerintah, terutama pejabat tinggi setelah gerakan protes. Mereka jadi lebih sensitif terhadap kritik," ujar Lo.

Gerakan yang dimaksud oleh Kin-hei adalah protes massa yang selama ini turun ke jalan untuk menuntut demokrasi sepenuhnya di tangan Hong Kong. Ribuan demonstran terakhir kali menggelar aksi pada Minggu (1/2) lalu.

Sekitar 3.000 demonstran melakukan aksi di pusat perbelanjaan dan finansial di Hong Kong. Aksi tersebut dibayangi oleh sekitar 2.000 polisi yang berupaya mencegah demonstran menguasai dan menginap di jalanan seperti tahun lalu.

Ini adalah aksi pertama setelah demonstrasi sebelumnya berakhir pada Desember tahun lalu. Pada aksi sebelumnya, ribuan demonstrasi berhasil bertahan di jalan hingga 2,5 bulan hingga akhirnya dibubarkan polisi.

Pihak penyelenggara mengatakan bahwa aksi saat itu ini bertujuan damai, menuntut pemilihan umum demokratis untuk Hong Kong. Mereka juga mengatakan bahwa tidak akan menduduki jalan seperti aksi tahun lalu.

Pasca aksi itu,  wakil kepala departemen bantuan hukum dan urusan luar negeri Kementerian Keuangan Tiongkok, Zhang Xiaoming, mengingatkan pegiat demokrasi di Hong Kong untuk tidak menuntut kemerdekaan dan melawan Beijing.

“Kami tidak akan membiarkan upaya menolak yurisdiksi pemerintah pusat di Hong Kong dengan dalih otonomi lebih besar yang pada akhirnya menuntut ‘kemerdekaan Hong Kong’ atau bahkan secara terbuka menentang pemerintah pusat melalui cara-cara ilegal,” kata Zhang pada Rabu (4/2) seperti dikutip media pemerintah Tiongkok, Xinhua. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER