Sydney, CNN Indonesia -- David Hicks, mantan narapidana Guantanamo asal Australia mengungkapkan bahwa dirinya mengalami penyiksaan selama mendekam di dalam tahanan khusus teroris tersebut. Pernyataan tersebut diungkapkan Hicks ketika pengadilan banding militer AS menhapuskan dakwaan terorisme terhadap Hicks pada Kamis (19/2).
Hicks, yang mendekam dalam sel Guantanamo, kuba, selama lima tahun meminta pemerintah Australia untuk membiayai pengobatan penyakit yang dia alami akibat penyiksaan.
"Saya pikir seseorang harus bertanggung jawab membiayai pengobatan saya," kata Hicks kepada para wartawan di Sydney, Australia, dikutip dari Reuters, Kamis (19/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hicks, menyatakan dia belum memutuskan apakah akan mencari kompensasi yang lebih besar dari pemerintah Australia.
"Saya menjadi sasaran penyiksaan fisik dan psikologis selama lima setengah tahun, dan sekarang saya harus hidup dengan luka tersebut," kata Hicks.
Hicks mengaku bersalah pada tahun 2007 karena telah memberikan dukungan material kepada kelompok teroris. Meskipun demikian, Pengadilan Militer AS menghapuskan dakwaannya karena tuntutan tersebut tidak dikategorikan sebagai tindak kejahatan sampai beberapa tahun setelah Hicks ditahan di Afghanistan.
Hicks merupakan salah satu tahanan pertama yang dikirim ke Guantanamo ketika penjara tersebut dibuka pada 11 Januari 2002 di Kuba. Hicks mengaku dia telah dilatih di markas al-Qaida di Afghanistan dan bertemu dengan pemimpin kelompok al-Qaidah, Osama bin Laden.
Pengacaranya menyatakan bahwa Hicks tidak bersalah dan dia membuat pengakuan bersalah di bawah tekanan setelah bertahan bertahun-tahun dipukuli, menerima kekerasan seksual dan kurang tidur di dalam sel Guantanamo.
Pengadilan banding militer AS menekankan bahwa keputusan untuk menghapuskan dakwaan atas Hicks dibuat berdasarkan teknis hukum.
Hicks ditangkap oleh anggota Aliansi Utara yang memerangi Taliban, untuk kemudian diserahkan kepada pasukan AS di Afghanistan.
Hicks juga dikabarkan membantu koalisi militer pimpinan AS untuk menggulingkan Taliban.
Sebelumnya, Hicks bergabung dengan Lashkar-e-Taiba, kelompok militan Pakistan yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat. Ketika bergabung dengan Lashkar-e-Taiba, Hicks menerima pelatihan senjata dan kemudian memasuki Afghanistan.
Meskipun dakwaan terhadap Hicks telah dihapuskan, Perdana Menteri Australia, Tony Abbott menyatakan tidak akan ada permintaan maaf dari pemerintah. Australia juga sebelumnya tidak menentang penahanan Hicks di Guantanamo.
"Kami melakukan apa yang perlu dilakukan. Jangan lupa... dia mengakui sendiri bahwa dia mempunyai misi yang tidak baik," kata Abbott kepada wartawan.
Hicks, dipulangkan ke Australia setelah mengaku bersalah pada tahun 2007 lalu, bentrok dengan wartawan yang bertanya apakah dia mengakui bahwa dia "telah dibersihkan teknis".
Ditanya para wartawan apa yang dia lakukan selama di Afghanistan, Hicks menjawab, "Saya sedang liburan".
(ama)