Eks Tahanan Guantanamo Diduga Kembali Ikut Aktivitas Militan

Hanna Azarya Samosir/CNN | CNN Indonesia
Jumat, 30 Jan 2015 14:49 WIB
Salah satu mantan tahanan Guantanamo yang dibebaskan itu diduga kembali menjalin komunikasi dengan rekan Talibannya di Afghanistan.
Kembalinya para mantan tahanan Guantanamo ke aktivitas militan menjadi isu yang sangat sensitif di tengah upaya Obama menutup fasilitas penjara itu. (Getty Images/Joe Raedle)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tim intelijen militer Amerika Serikat menduga salah satu dari lima tahanan Taliban yang dibebaskan dari penjara Guantanamo kini kembali mengikuti aktivitas militan.

Lima tahanan itu adalah mereka dibebaskan dalam pertukaran dengan Sersan Bowe Bergdahl yang disandera Taliban di Afghanistan pada Mei 2014 silam.

Diberitakan CNN pada Jumat (30/1), tim intelijen mencurigai mantan tahanan yang kini berada di Qatar menjalin komunikasi dengan rekan Talibannya di Afghanistan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keadaan tersebut menimbulkan kekhawatiran akan adanya ancaman baru. Belum lagi ada kemungkinan orang itu memengaruhi keempat tahanan lainnya.

Isu ini menjadi sangat sensitif secara politis karena saat ini, pemerintahan Obama sedang mempercepat proses pelepasan tahanan agar Guantanamo cepat ditutup.

Beberapa oknum pemerintah AS kemudian membocorkan informasi kunci mengenai hal ini kepada CNN.

Pihak berwenang tidak membocorkan tahanan mana yang dicurigai. Namun, mereka memastikan bahwa program intelijen AS selama ini secara rahasia mengintersepsi dan memonitor semua komunikasi para mantan tahanan di Qatar.

Dari hasil penelusuran selama beberapa bulan belakangan, terlihat bahwa salah satu dari kelima tahanan mencoba untuk menghubungi pihak militan.

Dalam hukum, perbuatan tahanan tersebut termasuk dalam kategori "diduga" mencoba kembali terikat dengan aktivitas militan.

Namun, beberapa sumber menyatakan bahwa ada perdebatan yang kembali berkembang bahwa status itu tidak sekadar "diduga".

Beberapa elemen dalam intelijen percaya bahwa informasi yang didapat cukup kuat untuk memastikan bahwa tindakan tersebut masuk dalam kategori "terbukti" sebagai aktivitas ilegal.

Hingga kini, tim intelijen AS terus memantau secara ketat meskipun belum ada indikasi ancaman dari kelima bekas tahanan itu.

Sebagai langkah antisipasi, Sekretaris Pentagon, Laksamana John Kirby, mengaku bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat Qatar.

"Kami memiliki kerja sama keamanan yang kuat dengan Qatar dan (kami) selalu berdialog dengan pemerintah Qatar mengenai lima bekas tahanan ini dan kami yakin bisa memitigasi ancaman apapun dari kelima orang ini," ungkap Kirby.

Sementara dalam hukum intelijen, definisi "terbukti" terkait aktivitas militan adalah ketika ada “informasi dominan yang mengidentifikasi  mantan tahanan Guantanamo secara spesifik terlibat dengan aktivitas teroris atau pemberontak."

Kongres sendiri sebenarnya telah mengetahui informasi ini, tapi belum mengumumkannya kepada publik.

Ketentuan rinci persyaratan pembebasan mereka ke Qatar hingga kini juga belum dipublikasikan. Kelimanya diyakini masih berada di Qatar.

Kelima tahanan tersebut memegang peran menengah hingga tinggi dalam Taliban hingga akhirnya ditangkap oleh tentara AS di Afghanistan. Mereka ditahan karena keterlibatannya dengan Taliban, bukan karena hubungan dengan al-Qaidah.

Pembebasan kontroversi

Pelepasan kelima tahanan Taliban itu menuai kontroversi dan sangat sensitif dalam pemerintahan Barrack Obama. Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel, harus menyetujui pembebasan itu, tapi stafnya sendiri menyadari keraguan pemimpinnya.

Obama memastikan ia akan mendapat jaminan dari pemerintah Qatar dengan adanya pembebasan ini. Namun, ia sendiri menyadari akan banyak aral yang melintang.

"Saya tidak akan melakukan ini jika saya pikir ini berlawanan dengan keamanan nasional AS. Dan saya percaya bahwa kita bisa menangkap mereka jika, nyatanya, mereka terlibat dengan aktivitas yang mengancam pertahanan kita," ucap Obama dalam konferensi pers beberapa hari setelah pertukaran tahanan.

Kirby mengatakan bahwa sebenarnya Hagel menyadari adanya potensi bahaya dari kelima tahanan ini.

"Ia percaya risikonya berkurang melalui jaminan yang kami terima melalui Pangeran Qatar. Saya ingatkan bahwa jaminan ini datang langsung dari pangeran secara pribadi kepada Presiden Amerika Serikat. Saya tidak akan menyebutkan detail jaminannya, tapi pemerintahnya yakin bahwa risiko akan termitigasi melalui jaminan ini," papar Kirby.

Sementara itu, Kongres AS menerima laporan mengenai status tahanan yang dilepaskan dari Guantanamo. Laporan terakhir yang diterima pada September lalu menunjukkan 17 persen dari tahanan yang dipindahkan dari Teluk Guantanamo dikonfirmasi kembali mengikuti aktivitas militan, sementara 12 persen di antaranya masuk dalam kategori diduga. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER