Tak Boleh Sentuh Tahanan, Sipir Wanita Guantanamo Mengeluh

Denny Armandhanu/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 29 Jan 2015 16:45 WIB
Tentara wanita yang berjaga di Guantanamo khawatir karier mereka terhambat jika larangan menyentuh tahanan di Guantanamo diberlakukan.
Tentara wanita yang berjaga di Guantanamo dilarang menyentuh napi wanita atas permintaan tahanan al-Qaidah karena pelanggaran atas nilai agama yang dia anut. (Getty Images/Joe Raedle)
Guantanamo, Kuba, CNN Indonesia -- Sipir wanita yang berjaga di Guantanamo mengaku khawatir karier mereka terganggu jika larangan menyentuh napi di penjara itu masih diberlakukan. Sebelumnya larangan ini diberlakukan demi menjaga moral tahanan dan demi keamanan di penjara.

Diberitakan Reuters, Rabu (28/1), keluhan ini dikemukakan oleh komandan Kamp Seven, blok rahasia di Guantanamo yang menahan tahanan CIA dalam sesi dengar pendapat di pengadilan untuk menentukan apakah larangan itu akan tetap diberlakukan atau tidak.

Komandan yang dirahasiakan namanya itu mengatakan larangan tersebut dikeluarkan pengadilan pada November terhadap para sipir wanita atas permintaan Abd al Hadi al-Iraqi, anggota senior al-Qaidah yang terancam dakwaan kejahatan perang. Iraqi mengatakan, sentuhan wanita merupakan pelanggaran atas nilai-nilai agama yang dia anut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komandan Kamp Seven meminta larangan yang dikeluarkan oleh Hakim Kapten Angkatan Laut J.K. Waits dicabut karena telah menyulitkan mereka dalam menentukan jadwal rotasi tugas dan membuat semangat tentara wanita yang bertugas menjaga Iraqi jatuh.

"Kami mempunyai slogan 'Satu tim, satu pertempuran'. Sekarang saya punya tim pria dan tim wanita yang terpisah," kata komandan dari Garda Militer Nasional tersebut.

Saat ditanyai oleh Jaksa Letnan Kolonel Angkatat Darat David Long, dia mengatakan bahwa tentara wanita di Guantanamo merasa didiskriminasi dalam menjalankan tugas dan khawatir karier mereka terganggu. Larangan itu juga membuat rotasi tugas para tentara di Guantanamo berkurang, berpotensi berbahaya karena tahanan jadi mengetahui rutinitas sipir.

Dalam pemeriksaan silang, pengacara pembela Letnan Kolonel Angkatan Laut Thomas Jasper Jr. mengatakan bahwa pemenuhan permintaan Iraqi hanya menyebabkan perubahan kecil dalam sistem penjagaan di Guantanamo.

Jasper menekankan bahwa di kemiliteran AS perbedaan aturan antara pria dan wanita sudah jamak dilakukan.

Di antaranya adalah standar latihan fisik wanita yang berbeda dengan pria, atau unit tentara wanita yang bertugas memeriksa kaum perempuan di Irak dan Afghanistan. Lagipula kemungkinan sipir wanita berinteraksi dengan Iraqi sangat kecil.

Masalah ini muncul pada Oktober lalu saat seorang tentara sipir wanita mencoba memborgol Iraqi untuk pertama kalinya sejak dia tiba di Guantanamo sejak 2007. Saat itu, Iraqi menolak dan baru mau diborgol oleh tentara pria.

Pengadilan kali ini diselenggarakan setelah para sipir wanita mengajukan gugatan diskriminasi gender terhadap Waits melalui Kementerian Perthaanan. (stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER