Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah studi yang dilakukan oleh US Army War College menunjukkan bahwa tentara Angkatan Darat AS sering “berdalih dan menipu”, dan semua orang di Pentagon mengetahui hal itu.
"Dengan kata lain, dalam kinerja rutin tugas mereka sebagai pemimpin dan komandan, perwira Angkatan Darat AS berbohong," kata studi yang dilakukan oleh Institut Studi Strategis di War College.
Laporan 33 halaman yang disusun menyusul wawancara dengan petugas di Angkatan Darat, menyimpulkan bahwa budaya Angkatan Darat ini penuh dengan "ketidakjujuran dan penipuan" di semua tingkatan lembaga—dari anggota yang paling junior hingga ke pejabat senior Angkatan Darat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CNN melansir, Hasil studi keluar setelah Menteri Pertahanan Chuck Hagel—yang secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya pada Selasa (17/2)—menyatakan kekhawatiran terkait etika dalam militer.
Laksamana John Kirby, sekretaris pers Pentagon, mengatakan dua pekan lalu bahwa Hagel "sangat terganggu" atas serentetan investigasi soal etika di militer.
"Saya pikir dia secara umum khawatir bahwa mungkin pada tingkat tertentu gangguan perilaku etis dan dalam demonstrasi keberanian moral," kata Kirby soal Hagel.
Minggu lalu, beberapa hari sebelum Menteri Pertahanan Ash Carter menggantikannya, Hagel menulis sebuah memo kepada para pemimpin paling senior militer AS yang menekankan perlunya peningkatan akuntabilitas dan standar yang lebih tinggi untuk perilaku etis—termasuk mereka yang menjadi para pemimpin senior militer.
"Sebagian besar pemimpin senior kami adalah laki-laki dan perempuan yang telah mendapatkan kepercayaan dan keyakinan khusus yang diberikan oleh rakyat Amerika. Namun, ketika para pemimpin senior menyalahgunakan kepercayaan ini melalui perilaku tidak profesional, tidak etis atau moral yang dipertanyakan, tindakan mereka menyebabkan efek negatif yang sangat besar pada profesi," tulis Hagel.
Para pejabat senior yang menerima memo itu kemungkinan tidak mengindahkan pesan Hagel, karena studi War College yang dipublikasikan pekan ini menunjukkan bahwa para pemimpin senior—baik sipil maupun berseragam—juga termasuk dari mereka yang memiliki perilaku tidak jujur dan etis, atau setidaknya menyadari bahwa perilaku itu berkembang.
Studi ini menjelaskan "budaya di mana menipu diterima dan dianggap biasa”.
Para perwira dihadapkan pada lingkaran birokrasi, dan untuk menghindari hal itu, kebanyakan dari mereka akhirnya merasionalisasi jawaban mereka.
Hasilnya? “Para perwira menjadi mati rasa,” kata Leonard Wong, profesor riset di Institut Studi Strategis dan pensiunan Angkatan Darat.
Penelitian ini juga muncul setelah serangkaian skandal yang melibatkan personel tingkat tinggi di militer AS, diantaranya adalah yang melibatkan petugas rudal nuklir serta satu kasus korupsi besar yang di tubuh Angkatan Laut AS.
(stu)